Abu Jafar Muhammad bin Hasan Nashiruddin biasa dipanggil Ath-Thusi, l
Lahir di Thus pada tahun 597 H (1201 M) dan meninggal pada tahun 672 H (1274 M).
Penemuan
Dalam bidang astronomi :
Ath-Thusi melancarkan kritik terhadap teori Ptolemaeus dalam bukunya Al-Majsithi dan berusaha memperbaiki pendapat Ptolemaeus tentang alam yang diberi nama Izdiwaj Ath-Thusi yang digunakan oleh ashli astronomi setelahnya seperti Copernicus, dalam memperbaiki pendapat tentang peredaran planet.
Ath-Thusi adalah orang yang pertama kali membuat teropong dalam bentuk yang benar yang dikenal dengan nama Asha Ath-Thusi.
Ath-Thusi membuat gedung astronomi terbesar yang kemudian disebut Laboratorium Maraghah.
Dalam bidang fisika :
Ath-Thusi berhasil menafsirkan tentang fenomena pelangi.
Karya
Dalam bidang matematika, diantaranya:
Kitab Syakl al-Qitha', Merupakan buku penting yang berkontribusi terhadap trigonometri dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis, Latin, dan Inggris. Selama berabad-abad dijadikan rujukan oleh para ilmuan Eropa.
Risalah fi al-Jabar Mutsallatsat al-Mustawiyah
Kitab al-Jabar wa al-Muwabalah
Dalam bidang astronomi, diantaranya:
Az-Zaij al-Ilkhani. Terdapat empat bagian buku; pertama, tentang sejarah-sejarah; kedua, tentang pergerakan planet dan letaknya; ketiga, waktu-waktu melakukan pemantauan bintang-bintang; empat, tentang judul lain yang berhubungan dengan bintang. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia.
Zaij Az-Zahi.
Dalam bidang fisika :
Kitab Tahrir al-Manazhir fi al-Bashariyyat.
Komentar Tentang Ath-Thusi
Ilmuwan Fidman, mengatakan "Nashiruddin Ath-Thusi berusaha untuk membuktikan pendapat Euclide yang kelima dalam bukunya Ar-Risalah Asy-Syafiyah an Asy-Syakki fi al-Khuthuth al-Mutawaziyah. Usahanya berhasil karena dia membuka dialog dan tidak menerima begitu saja Euclide dan semacamnya dari para ilmuwan geometri Yunani.[1]