Nafsu ini selalu memotivasi diri untuk beribadah dan mendapat anugerahilmu keyakinan.[3] Yang memiliki nafsu ini hanya akan merasakan kebahagiaan hakiki bila bersama dengan Tuhannya.[3] Ada yang berpendapat bahwa nafsu ini akan membuat orang yang memilikinya melebur, menyatu ke dalam zat Tuhan, sehingga mampu menampakkan sifat-sifat ketuhanan.[3]
Referensi
^ abShadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve. Hal 2325
^ abcSusetya, Wawan (2006).Cermin Hati.Solo:Tiga Serangkai. Hal 19
^ abcYasid, Abu.Fiqh Today:Fatwa Traisional untuk Orang Modern.Jakarta:PT Gelora Aksara Pratama. Hal 28