Museum Villa Yuliana, dikenal juga sebagai Museum Latemmamala, merupakan bangunan peninggalan Belanda yang dialih fungsikan menjadi museum penyimpanan benda bersejarah.
Museum Villa Yuliana terletak di Jl. Pengayoman, No. 1, Kelurahan Botto, Kecamatan Lalabata, Watansoppeng, Soppeng, Sulawesi Selatan. Museum ini terletak di atas Bukit Botto, di sebelah timur Bukit Laleng Benteng yang pernah menjadi lokasi Istana Datu Soppeng.[1]
Sejarah
Bangunan Villa Yuliana dibangun sekitar tahun 1905-1909. Bangunan seluas ± 3850 meter persegi ini dirancang oleh arsitek dari Belanda atas perintah C.A. Krosen, selaku gubernur Sulawesi pada saat itu.[1] Pembangunan Villa Yuliana ditujukan sebagai hadiah untuk Ratu Belanda, Wilhemina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau dan putrinya, Ratu Juliana. Namun, sejak tahun 1957-1992 Villa Yuliana belum pernah dihuni. Pada tahun 1992-1995, vila ini baru berfungsi sebagai rumah peristirahatan perwira muda dari pemerintah daerah, polisi, dan pejabat tinggi.[2]
Pada tahun 2000, Villa Yuliana mengalami renovasi berupa penggantian warna cat dari hijau ke merah tua, penggantian bahan konstruksi atap dari sirap ke asbes gelombang, dan pemasangan pagar keliling sepanjang ± 250 meter persegi. Namun, warna cat bangunan kemudian dikembalikan ke hijau.[1] Begitu pula dengan bagian atapnya yang kembali menggunakan atap sirap.[2] Pada tahun 2008, bangunan Villa Yuliana mulai difungsikan sebagai Museum Daerah dengan nama Museum Latemmamala. Meskipun demikian, masyarakat setempat masih lebih familiar dengan sebutan Villa Yuliana atau Mess Tinggi yang merujuk pada lokasi vila yang dibangun di atas perbukitan.
[3]
Koleksi
Pada Museum Villa Yuliana dipamerkan koleksi temuan fosil dan artefak dari Lembah Welannae. Selain itu, tersimpan benda-benda kuno lainnya seperti koin, piring, dan vas bunga dari masa kolonial. foto-foto Soppeng masa lampau, serta beberapa alat tradisional yang digunakan masyarakat Soppeng dalam mata pencahariannya (alat tenun, alat penjala ikan, alat pembuat rokok tradisional, dan alat pembajak sawah).[3]
Arsitektur
Museum Villa Yuliana menerapkan perpaduan gaya arsitektur bangunan kolonial Belanda dan rumah adat Bugis. Bangunan museum ini terdiri dari dua lantai dengan tinggi bangunan mencapai 16 meter. Tipologi denah museum ini bergaya Indische Empire. Denah lantai pertama relatif sama dengan lantai kedua dengan adanya teras depan, teras belakang dan ruang utama.[1]
Referensi
- ^ a b c d Hasrianti, Hasrianti (2016). "VILLA YULIANA: BANGUNAN BERARSITEKTUR INDIS DI KABUPATEN SOPPENG, SULAWESI SELATAN". WALENNAE: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan dan Tenggara (dalam bahasa Inggris). 14 (2): 99–110. doi:10.24832/wln.v14i2.380. ISSN 2580-121X.
- ^ a b Mono (2022-02-20). "Villa Yuliana Soppeng, Hadiah Ratu Belanda yang Tak Pernah 'Diterima'". detiksulsel. Diakses tanggal 2024-05-31.
- ^ a b Sangiran, BPSMP (2016-04-18). "museum latemmamala villa yuliana : catatan perjalanan dari walanae". BPSMP Sangiran (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-31.