Museum Syekh JangkungMuseum Syekh Jangkung terletak di Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.[1] Museum ini didirikan untuk mengenang Syekh Jangkung, Beliau adalah putera dari Sunan Muria yang memiliki nama asli Saridin, beliau dikenal ulama berilmu tinggi dan memiliki karomah tinggi, beliau berguru dengan Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga. Seorang tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa yang hidup pada abad ke-15, bersamaan dengan era Walisongo. Syekh Jangkung dikenal karena kesaktiannya dan ajaran-ajarannya yang disebarkan di Kadipaten Pesantenan Pati (nama Kabupaten Pati dulu) waktu dipimpin oleh Adipati Kembangjoyo atau bergelar Wasis Joyokusuma.[2] SejarahMuseum yang berada di belakang makam ini didirikan pada 16 Mei 2016 atas bantuan Bapak Dasir. Ide pendirian museum berasal dari keberadaan barang-barang milik Syekh Djangkung yang dikumpulkan di samping makam. Salah satu barang yang dikumpulkan berupa batu alas kaki Syekh Djangkung ketika wudhu yang disebut Batu Bancik Wudhu. Dengan dibangunnya museum ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pengunjung yang datang berziarah ke makam tersebut.[3] Kunjungan dan pengelolaanMuseum ini dibuka selama 24 jam, kebanyakan pendatang berkunjung untuk mempelajari sosok pendakwah dan dikeramatkan oleh masyarakat londoh dan pati. Tidak ada biaya masuk untuk mengunjungi museum ini, namun pengunjung dapat memberikan sumbangan untuk biaya operasional melalui kotak amal yang disediakan. Museum ini dikelola dan dimiliki oleh Yayasan Syekh Djangkung Landoh Kayeb. Para penjaga sandal, penjaga toilet, maupun juru kunci saling bergantian dan membentuk jadwal shift untuk membersihkan dan menjaga museum ini.[4] Koleksi dan pameranMuseum ini menampilkan berbagai artefak bersejarah yang berkaitan dengan kehidupan dan legenda Syekh Jangkung. Koleksinya mencakup lesung (alat penumbuk padi), benda pusaka, sepeda onthel kuno, kerangka tulang kebo Landoh, patung kerbau, batu Bancis Wodlu, batu fosil dari kotoran kerbau, dan kelapa sekantheth. Setiap artefak memiliki nilai historis dan budaya yang menggambarkan kehidupan sehari-hari serta keajaiban yang berhubungan dengan Syekh Jangkung.[5] Fungsi dan aktivitasMuseum Syekh Jangkung juga berfungsi sebagai tujuan wisata religi dan edukasi. Banyak peziarah dan wisatawan yang datang untukk berdoa dan belajar tentang sejarah Syekh Jangkung. Museum ini menjadi lebih ramai pada hari Kamis malam Jumat legi dan pahing, saat pengunjung datang untuk berdoa dan mencari berkah.[4] Selain itu, museum ini sering dikunjungi oleh siswa dalam kegiatan outing class untuk mempelajari sejarah dan warisan budaya lokal.[6] Museum Syekh Jangkung memainkan peran penting dalam melestarikan dan memperkenalkan sejarah serta budaya lokal kepada generasi muda dan masyarkat umum.Dengan keberadaannya, museum ini membantu menjaga warisan nenek moyag dan mengajarkan nilai-nilai kejujuran, keluguan, dan kesaktian yang digunakan untuk kebaikan, sesuai ajarah Syekh Jangkung. Referensi
|