Artikel ini perlu dikembangkan dari artikel terkait di Wikipedia bahasa Inggris. (September 2023)
klik [tampil] untuk melihat petunjuk sebelum menerjemahkan.
Lihat versi terjemahan mesin dari artikel bahasa Inggris.
Terjemahan mesin Google adalah titik awal yang berguna untuk terjemahan, tapi penerjemah harus merevisi kesalahan yang diperlukan dan meyakinkan bahwa hasil terjemahan tersebut akurat, bukan hanya salin-tempel teks hasil terjemahan mesin ke dalam Wikipedia bahasa Indonesia.
Jangan menerjemahkan teks yang berkualitas rendah atau tidak dapat diandalkan. Jika memungkinkan, pastikan kebenaran teks dengan referensi yang diberikan dalam artikel bahasa asing.
Muhammad bin Salman bin Abdulaziz bin Abdul Rahman Alu Saud (bahasa Arab: محمد بن سلمان بن عبد العزيز آل سعود; lahir 31 Agustus 1985) adalah Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi[1] Dia juga Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan.[2] Pada 21 Juni 2017, Muhammad bin Salman ditunjuk sebagai Putra Mahkota oleh Raja Salman. Dia adalah anggota dari Dinasti Saud dan juga anak dari Raja Salman.[3]
Kehidupan awal
Muhammad bin Salman Al Saud lahir pada tanggal 31 Agustus 1985.[4][5][6] Ia adalah putra Raja Salman dari istri ketiganya,[7] Fahda binti Falah bin Sultan bin Hatsliin.[8] Fahda adalah cucu dari Rakan bin Hitsalain, yang merupakan kepala suku Al Ajman.[9] Pada tahun 1915, suku Al Ajman yang dipimpinnya bertempur dengan Al Saud di mana satu-satunya saudara laki-laki Raja Abdulaziz, Saad bin Abdul Rahman, terbunuh.[10]
Pangeran Muhammad bin Salman adalah yang tertua di antara anak-anak ibunya dan merupakan anak kedelapan dan putra ketujuh dari ayahnya;[7] saudara kandungnya termasuk Turki bin Salman, mantan ketua Kelompok Riset dan Pemasaran Saudi, dan Khalid bin Salman. Pangeran Muhammad memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Raja Saud.[11]
Awal karier
Setelah lulus dari perguruan tinggi, Muhammad bin Salman menghabiskan beberapa tahun di sektor swasta sebelum menjadi asisten pribadi ayahnya. Dia bekerja sebagai konsultan untuk Komisi Ahli, bekerja untuk Kabinet Saudi.[12]
Pada tanggal 15 Desember 2009, pada usia 24 tahun, Muhammad bin Salman memasuki dunia politik sebagai penasihat khusus ayahnya ketika ayahnya menjadi gubernur Provinsi Riyadh.[13] Saat ini Muhammad bin Salman mulai naik dari satu posisi ke posisi lainnya, seperti sekretaris jenderal Dewan Kompetitif Riyadh, penasihat khusus ketua dewan untuk Yayasan Raja Abdulaziz untuk Penelitian dan Arsip, dan anggota dewan pengawas Lembaga Albir di wilayah Riyadh.[14]
Pada Oktober 2011, Putra Mahkota Sultan bin Abdul Aziz meninggal, dan Raja Salman saat ini mulai naik ke tampuk kekuasaan dengan menjadi Wakil Perdana Menteri Kedua dan Menteri Pertahanan pada November 2011. Ia menjadikan Muhammad bin Salman sebagai penasihat pribadinya.[15]
Ketua Mahkamah
Pada Juni 2012, Putra Mahkota Nayef bin Abdul-Aziz Al Saud meninggal dan Pangeran Muhammad bin Salman naik ke posisi nomor dua dalam hierarki, saat ayahnya menjadi putra mahkota baru dan wakil perdana menteri pertama. Dia segera mulai membuat ulang pengadilan dengan citranya sendiri. Pada 2 Maret 2013, Ketua Mahkamah Putra Mahkota, Pangeran Saud bin Nayef ditunjuk sebagai gubernur Provinsi Timur dan Pangeran Muhammad bin Salman menggantikannya dalam jabatan tersebut. Ia juga diberi pangkat menteri.[16][17][18] Pada 25 April 2014, Pangeran Muhammad diangkat sebagai menteri negara.[14]
Pendidikan
Ia menyelesaikan Studi Sarjana dalam bidang Hukum dari Universitas Raja Saud.[19] Istrinya adalah Putri Sarah binti Pangeran Masyhur bin Abdul Aziz Al Saud,[20] memiliki 4 anak yaitu Pangeran Salman, Pangeran Masyhur,[21] Putri Fahdah dan Putri Noura.[22]
Kegiatan
Politik
22 Rabi'ul Awwal 1428 H/10 April 2007, diangkat sebagai Penasihat paruh waktu di Badan Intelejen di Kabinet
28 Dzulqa'dah 1430 - 20 Rabi'u Tsani 1434 H/16 Desember 2009-3 Maret 2013, diangat sebagai Penasihat Khusus Gubernur Riyadh, Penasihat di Badan Intelejen
Sekretaris Jenderal Pusat Kompetitif Riyadh
Penasihat Khusus Ketua Majelis Pengelola Sirkuit Raja Abdul Aziz
Anggota Komite Tinggi Eksekutif untuk Pengembangan Dir'iyyah
Penasihat Khusus dan Pembimbing Kantor Urusan Putra Mahkota Salman bin Abdul Aziz
20 Rabi'u ats-Tsani 1434 H/3 Maret 2013, diangkat sebagai Ketua Mahkamah dan Penasihat Putra Mahkota setingkat dengan Menteri
5 Ramadhan 1434 H/13 Juli 2013, diangkat sebagai Pembimbing Umum Kantor Menteri Pertahanan
25 Rajab 1435 H/25 April 2014, diangkat menjadi Menteri Negara anggota Kabinet sesuai perintah Surat Keputusan Kerajaan
3 Rabi'u ats-Tsani 1436 H/23 Januari 2015, diangkat sebagai Menteri Pertahanan, Ketua Mahkamah Kerajaan dan Penasihat Khusus Pelayan Dua Tanah Suci setingkat dengan Menteri, susuai dengan perintah Surat Keputusan Kerajaan
9 Rabi'u ats-Tsani 1436 H/29 Januari 2015, Surat Keputusan Kerajaan dikeluarkan mengenai reshuffle kabinet, ia tetap menjabat sebagai Menteri Pertahanan, surat tersebut juga mengeluarkan keputusan untuk membentu Majelis Urusan Ekonomi dan Pembangunan yang dipimpin olehnya
29 April 2015 dikeluarkan Surat Keputusan Kerajaan atas pengangkatan Muhammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud sebagai Deputi Putera Mahkota dan Wakil Perdana Menteri Kedua, Menteri Pertahanan dan Ketua Dewan Majelis Urusan Ekonomi dan Pembangunan.
Sosial dan amal
Membentuk Yayasan Sosial Pangeran Muhammad bin Salman Misk al-Khairiyyah, dan menjadi Ketua Direksi pada yayasan tersebut
Anggota Majelis Yayasan Sosial al-Qur'an al-Karim di Riyadh
Anggota Badan Tinggi Koordinasi Yayasan Sosial se-Provinsi Riyadh
Ketua Majelis Sekolah Non-profit Riyadh
Deputi Putra Mahkota
Pada 29 April 2015, Muhammad bin Salman menjadi Deputi Putra Mahkota, menggantikan Muhammad bin Nayef.[23]
Sebagai Menteri Pertahanan, Pangeran Muhammad telah menjadi komandan terkemuka Operasi Badai Yang Menentukan, sebuah operasi militer besar pertama Arab Saudi pada abad ke-21.
Total 100 jet tempur canggih dan 150 ribu tentara dikerahkan pemerintah Saudi Arabia untuk menumpas kelompok Hutsi di Yaman, dalam waktu yang cukup singkat Angkatan Udara Saudi berhasil menerapkan zona larangan terbang di langit Yaman.
Setelah Asifah al-Hazm (Operasi Badai) dianggap berhasil, setelah itu masih di bawah komando Pangeran Muhammad bin Salman diluncurkan lagi operasi lanjutan yang disebut operasi I'adah al-Amal (Mengembalikan Harapan) untuk mempertahankan stabilitas keamanan di negara Yaman.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Al Jazeera 2016
^Mustafa Al Labbad (27 January 2016). "The new Saudi power triangle". Al Monitor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 April 2017. Diakses tanggal 24 April 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Council of Ministers: Membership". Embassy of Saudi Arabia, Washington DC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 June 2011. Diakses tanggal 25 January 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"Chairman of the Board". MISK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 January 2015. Diakses tanggal 25 January 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)