Muhammad bin Salman Alu Saud
Muhammad bin Salman bin Abdulaziz bin Abdul Rahman Alu Saud (bahasa Arab: محمد بن سلمان بن عبد العزيز آل سعود; lahir 31 Agustus 1985) adalah Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi[1] Dia juga Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan.[2] Pada 21 Juni 2017, Muhammad bin Salman ditunjuk sebagai Putra Mahkota oleh Raja Salman. Dia adalah anggota dari Dinasti Saud dan juga anak dari Raja Salman.[3] Kehidupan awalMuhammad bin Salman Al Saud lahir pada tanggal 31 Agustus 1985.[4][5][6] Ia adalah putra Raja Salman dari istri ketiganya,[7] Fahda binti Falah bin Sultan bin Hatsliin.[8] Fahda adalah cucu dari Rakan bin Hitsalain, yang merupakan kepala suku Al Ajman.[9] Pada tahun 1915, suku Al Ajman yang dipimpinnya bertempur dengan Al Saud di mana satu-satunya saudara laki-laki Raja Abdulaziz, Saad bin Abdul Rahman, terbunuh.[10] Pangeran Muhammad bin Salman adalah yang tertua di antara anak-anak ibunya dan merupakan anak kedelapan dan putra ketujuh dari ayahnya;[7] saudara kandungnya termasuk Turki bin Salman, mantan ketua Kelompok Riset dan Pemasaran Saudi, dan Khalid bin Salman. Pangeran Muhammad memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Raja Saud.[11] Awal karierSetelah lulus dari perguruan tinggi, Muhammad bin Salman menghabiskan beberapa tahun di sektor swasta sebelum menjadi asisten pribadi ayahnya. Dia bekerja sebagai konsultan untuk Komisi Ahli, bekerja untuk Kabinet Saudi.[12] Pada tanggal 15 Desember 2009, pada usia 24 tahun, Muhammad bin Salman memasuki dunia politik sebagai penasihat khusus ayahnya ketika ayahnya menjadi gubernur Provinsi Riyadh.[13] Saat ini Muhammad bin Salman mulai naik dari satu posisi ke posisi lainnya, seperti sekretaris jenderal Dewan Kompetitif Riyadh, penasihat khusus ketua dewan untuk Yayasan Raja Abdulaziz untuk Penelitian dan Arsip, dan anggota dewan pengawas Lembaga Albir di wilayah Riyadh.[14] Pada Oktober 2011, Putra Mahkota Sultan bin Abdul Aziz meninggal, dan Raja Salman saat ini mulai naik ke tampuk kekuasaan dengan menjadi Wakil Perdana Menteri Kedua dan Menteri Pertahanan pada November 2011. Ia menjadikan Muhammad bin Salman sebagai penasihat pribadinya.[15] Ketua MahkamahPada Juni 2012, Putra Mahkota Nayef bin Abdul-Aziz Al Saud meninggal dan Pangeran Muhammad bin Salman naik ke posisi nomor dua dalam hierarki, saat ayahnya menjadi putra mahkota baru dan wakil perdana menteri pertama. Dia segera mulai membuat ulang pengadilan dengan citranya sendiri. Pada 2 Maret 2013, Ketua Mahkamah Putra Mahkota, Pangeran Saud bin Nayef ditunjuk sebagai gubernur Provinsi Timur dan Pangeran Muhammad bin Salman menggantikannya dalam jabatan tersebut. Ia juga diberi pangkat menteri.[16][17][18] Pada 25 April 2014, Pangeran Muhammad diangkat sebagai menteri negara.[14] PendidikanIa menyelesaikan Studi Sarjana dalam bidang Hukum dari Universitas Raja Saud.[19] Istrinya adalah Putri Sarah binti Pangeran Masyhur bin Abdul Aziz Al Saud,[20] memiliki 4 anak yaitu Pangeran Salman, Pangeran Masyhur,[21] Putri Fahdah dan Putri Noura.[22] KegiatanPolitik
Sosial dan amal
Deputi Putra MahkotaPada 29 April 2015, Muhammad bin Salman menjadi Deputi Putra Mahkota, menggantikan Muhammad bin Nayef.[23] Perang di YamanSebagai Menteri Pertahanan, Pangeran Muhammad telah menjadi komandan terkemuka Operasi Badai Yang Menentukan, sebuah operasi militer besar pertama Arab Saudi pada abad ke-21. Total 100 jet tempur canggih dan 150 ribu tentara dikerahkan pemerintah Saudi Arabia untuk menumpas kelompok Hutsi di Yaman, dalam waktu yang cukup singkat Angkatan Udara Saudi berhasil menerapkan zona larangan terbang di langit Yaman. Setelah Asifah al-Hazm (Operasi Badai) dianggap berhasil, setelah itu masih di bawah komando Pangeran Muhammad bin Salman diluncurkan lagi operasi lanjutan yang disebut operasi I'adah al-Amal (Mengembalikan Harapan) untuk mempertahankan stabilitas keamanan di negara Yaman. Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Mohammad bin Salman.
|