Muhammad al-Isa
Muhammad bin Abdul Karim Issa (bahasa Arab: محمد بن عبد الكريم العيسى; 9 Juni 1965) adalah seorang pemuka agama Arab Saudi, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia,[1] Presiden Organisasi Halal Islam Internasional, dan mantan Menteri Kehakiman Arab Saudi. Ia juga menjabat sebagai ketua Centre for Responsible Leadership,[2] sebuah badan yang beranggotakan para pemimpin pemerintahan, agama, media, bisnis, dan komunitas yang berpengaruh secara global, yang bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi umat manusia dan dunia saat ini. Al-Issa dianggap sebagai suara global terkemuka dalam Islam moderat serta tokoh kunci dalam memerangi ideologi ekstremis. Para pemimpin agama dan pejabat pemerintah memuji Al-Issa atas upayanya untuk mempromosikan moderasi, kerja sama, dan hidup berdampingan di antara semua orang.[3][4][5] Kardinal Timothy M. Dolan, Uskup Agung New York dan anggota Gereja Katolik Roma yang berpengaruh di Amerika Serikat, menyebut Al-Issa sebagai “juru bicara yang paling fasih di dunia Islam untuk rekonsiliasi dan persahabatan di antara agama-agama di dunia.” Dalam sebuah pertemuan bersejarah dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, Presiden Russell Nelson menyatakan kepada Al-Issa, “Anda adalah pembawa damai. Anda adalah pembangun jembatan. Dan kami membutuhkan lebih banyak pemimpin seperti Anda."[6] Komite Yahudi Amerika menyebut Al-Issa sebagai ‘suara paling kuat di dunia Muslim yang mempromosikan Islam moderat.’[7] Elan Carr, mantan Utusan Khusus Amerika untuk Memantau dan Memerangi Anti-Semitisme, mengatakan bahwa Al-Issa ‘telah memilih masa depan yang penuh dengan toleransi dan kasih sayang, di mana orang-orang Yahudi dan Kristen dapat dirangkul oleh saudara-saudara mereka yang beragama Islam.’[8] Ndileka Mandela, cucu peraih Nobel Nelson Mandela dan kepala Thembekile Mandela Foundation, memuji Dr Al-Issa sebagai “suara yang luar biasa untuk toleransi dan moderasi Muslim”. Kehidupan awal dan pendidikanAl-Issa lahir di Riyadh pada tanggal 9 Juni 1965.[9] Ia memperoleh gelar Bachelor of Arts dalam bidang Perbandingan Fikih Islam (Fiqh) di Universitas Islam Imam Muhammad Ibn Saud.[10] Kemudian, ia memperoleh gelar master dan kemudian gelar PhD dalam bidang Studi Peradilan Komparatif serta Studi Hukum Umum dan Hukum Konstitusi dari institut peradilan yang lebih tinggi di universitas tersebut. Referensi
|