Mukmin/Mu'min (bahasa Arab: مؤمن) adalah istilah Islam dalam bahasa Arab yang sering disebut dalam Al-Qur'an, berarti "orang beriman", dan merupakan seorang Muslim yang dapat memenuhi seluruh kehendak Allah, dan memiliki iman kuat dalam hatinya. Selain itu, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa mu'min tidak serta-merta berarti "orang beriman" namun orang yang menyerahkan dirinya agar diatur dengan Din Islam. Selain itu, mu'min juga dapat dikatakan orang yang memberikan keamanan atas Muslim.
Dalam Al-Qur'an dijelaskan:
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah "kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Surah Al-Hujurat [49]:14)
Ayat ini menjelaskan perbedaan antara seorang Muslim dan orang beriman.
Juga:
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (Surah An-Nisa' [4]:136)
Ayat ini mengacu pada orang yang beriman, yang diperintah untuk tetap beriman, dan menjelaskan banyaknya syarat-syarat beriman.
Perbedaan antara orang beriman dan orang yang tunduk adalah salah satu poin penting dalam munculnya ajaran tasawuf yang menitik beratkan pada keimanan yang bersifat bathin (qalbu). Tasawuf sendiri adalah ilmu dan tatacara (practice) untuk mencapai maqam yakin tersebut, selain maqam para pecinta Allah. Mereka mengetahui rahasia-rahasia hati dan paham mengenai teori dasar psikoanalis yakni alam sadar dan alam bawah sadar (hati). "Sesungguhnya hati hanya bisa ditundukkan dengan keyakinan" (Al-Ghazali/Ihya Ulumuddin)
Pemahaman akan perbedaan antara orang yang tunduk dan orang yang beriman dalam qalbu (hati) dapat semakin dimengerti dengan mempelajari teori psikoanalisis, bahwa manusia itu memiliki dua komponen penting dalam dirinya, yakni alam sadar dan alam bawah sadar. Alam bawah sadar (subconsciousness) adalah tempat munculnya hasrat (hawa nafsu) dan emosi. Dalam psikoanalisis, keyakinan terdalam itu terletak pada alam bawah sadar dan keyakinan inilah yang akan menggerakkan hasrat kita. Sebagai contoh jika keyakinan dalam alam bawah sadar mengatakan bahwa "harta adalah parameter kemuliaan" maka hasrat kita akan berusaha mencari harta, tetapi keyakinan pada alam bawah sadar mengatakan bahwa "Allah adalah parameter kemuliaan", maka otomatis hasrat akan mencari Allah. Dalilnya, nabi ﷺ bersabda: "Tidak sempurna iman kalian sebelum hawa nafsunya mengikuti apa yang kubawa." (HR Ahmad dan Al-Thabrari).