Morozko (dongeng)Morozko (bahasa Rusia: Морозко) adalah sebuah dongeng Rusia yang dikumpulkan oleh Alexander Afanasyev dalam buku Narodnye Russkie Skazki (bahasa Rusia: Народные русские сказки) (1855-1863). Kemudian Andrew Lang juga memasukkannya, sebagai "The Story of King Frost", dalam buku The Yellow Fairy (1894).[1] Lukisan yang diilustrasikan oleh Ivan Bilibin adalah Aarne–Thompson, seorang ibu tiri dalam cerita Morozko. Dongeng lainnya yang sejenis adalah Shitakiri Suzume, Diamonds and Toads, Mother Hulda, The Three Heads in the Well, The Three Little Men in the Wood, The Enchanted Wreath, The Old Witch, dan The Two Caskets.[2] Kemudian varian sastra termasuk The Three Fairies dan Aurore and Aimée.[3] Film Morozko didasarkan pada dongeng. SinopsisSeorang wanita memiliki seorang putri kandung yang dia cintai dan seorang putri tiri yang dia benci bernama Morozko.[4][5] Pada suatu hari, wanita itu memerintahkan suaminya untuk membawa putri tirinya ke hutan belantara pada musim dingin dan meninggalkannya disana hingga mati. Kemudian putri tirinya menurut, lalu sang ibu tiri meninggalkannya di kaki pohon Birch.[6] Tak lama kemudian seorang Pastor yang bernama Frost menemukan Morozko disana, dan karena gadis itu sopan dan baik padanya, dia memberinya peti berisi perhiasan indah dan pakaian bagus. Lalu Morozko mengucapkan terimakasih kepada Pastor Frost dan berkata что ты моя любимая? я принимаю все подарки от тебя? – "apa karena kamu favoritku? makanya aku menerima semua pemberian darimu?". Beberapa waktu kemudian, ibu tiri menyuruh ayah gadis itu untuk mengambil tubuh putri tirinya untuk dimakamkan, dan marah ketika dia malah membawa gadis itu kembali hidup dan bahagia mengenakan perhiasan.[7] Dikarenakan keserakahan dan iri hati, wanita tersebut memerintahkan suaminya untuk membawa putri kandungnya sendiri ke tempat yang sama, tetapi ketika ditemukan oleh Pastor Frost, putri kandung wanita tersebut bersikap kasar dan tidak baik kepadanya, lalu sang Pastor cenderung untuk menghukum daripada menghadiahinya. Sang ayah menemukannya membeku sampai mati di kaki pohon dan membawa tubuh putri kandungnya kembali ke ibunya yang berduka.[8] Dalam versi Grimm, gadis putri kandung itu ditutupi dengan koin emas dan perak sedangkan anak tirinya ditutupi dengan semen, lumpur, tepung, dan bahan lainnya.[9] Referensi
Pranala luar |