Moral Rearmament adalah gerakan yang menekankan nilai-nilai kejiwaan dalam kehidupan sehari-hari.[1] Didirikan pada tahun 1920-an oleh pendeta Amerika, Frank Buchman.[1] Gerakan ini bertujuan untuk memperbaiki keadaan dunia dengan cara mempersatukan umat manusia dari segala bangsa dan agama.[1] Sering disebut sebagai Golongan Oxford.[1] Tersebar di berbagai negara di dunia dan berpusat di New York serta Los Angeles.[1] Gerakan ini telah mengadakan serangkaian konferensi di Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Afrika Selatan dan negara-negara lainnya yang dihadiri oleh ribuan orang. Pada tahun 1938 nama gerakan ini diubah menjadi Moral Rearmament (sebelumnya Golongan Oxford).[2] Frank Buchman berharap bahwa dunia akan menghindari perang jika individu mengalami kebangkitan moral dan spiritual.[2]
Pada tahun-tahun setelah Perang Dunia II, gerakan ini mengirim sebuah kelompok kerja ke seluruh dunia untuk menjalankan programnya dengan menekankan kerja sama, kejujuran dan rasa saling menghormati terhadap kelompok-kelompok yang berlawanan.[2] Ada pula pusat pelatihan yang didirikan di Mount Kisco (Amerika Serikat), Pulau Mackinac (Amerika Serikat), Caux (Swiss) dan Odawara (Jepang).[2]
Gerakan ini sempat dilarang di Indonesia pada tahun 1962. Larangan tersebut telah dicabut dalam Keputusan Presiden Nomor 69 Tahun 2000.[3]
Referensi
^ abcdeIchtiar Baru Van Hoeve; Hassan Shadily. Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7 (edisi khusus). Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.