Monumen Perjuangan Peristiwa Merah Putih Sanga Sanga


Monumen Perjuangan Peristiwa Merah Putih dibangun atas peristiwa heroik yang terjadi pada tanggal 27 Januari 1947 di Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Monumen ini terletak persis di depan muara sungai.

Sejarah

Peristiwa Merah Putih Sangasanga berawal ketika tentara Belanda (NICA) pada tahun 1945 menguasai Sanga-Sanga yang kaya akan sumber minyak. Hal tersebut membuat rakyat Sangasanga bersikeras mengusir Belanda, dengan melakukan perlawanan, hingga para pejuang mengadakan rapat dan tercetuslah rencana merebut gudang senjata Belanda dengan cara mengalihkan perhatian penjajah kepada berbagai keramaian kesenian daerah pada 26 Januari 1947.[1]

Ditengah keramaian, para pejuang membagikan senjata dan amunisi untuk merebut kekuasaan pada pukul 03.00 wita dinihari 26 Januari 1947. Perjuangan pun berhasil, sehingga pada pukul 09.00 wita kota Sangasanga berhasil dikuasai pejuang, ditandai dengan diturunkannya bendera Belanda di Sangasanga Muara oleh La Hasan.

Bendera Belanda yang terdiri tiga warna yakni merah, putih, dan biru ini kemudian dirobek warna birunya, dan di naikkan kembali bendera yang tinggal berwarna merah putih dengan upacara yang dihadiri para pejuang dan seluruh masyarakat dengan teriakan "Merdeka!!!".

Sebagai tanda peringatan perjuangan, di Sangasanga dibangun monumen perjuangan terukir nama-nama pejuang yang gugur pada saat itu. Peristiwa tersebut diperingati sebagai Peristiwa Perjuangan Merah Putih Sangasanga 27 Januari.

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ "Sejarah Singkat Peristiwa Merah Putih Sangasanga". 2012-01-31. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-06. Diakses tanggal 2017-07-15. 

Pranala luar