Mira Nair lahir pada 25 Oktober 1957 di Rourkela, Odisha, dan dibesarkan bersama dengan dua kakak laki-laki dan orang tua di Bhubaneshwar, Odisha. Bersama dengan keluarganya, Nair adalah orang Punjabi, dan berasal dari wilayah kelas menengah keatas yang terletak di India.[2] Ayahnya, Amrit Nair, adalah seorang perwira administratif India, dan ibunya, Praveen Nair, adalah seorang pekerja sosial yang sering bekerja dengan anak-anak buta huruf.[3] Pada usia sebelas tahun, Nair dan keluarganya berpindah ke Delhi karena pentransferan jabatan ayahnya. Pada usia tiga belas tahun, ia meninggalkan rumah untuk masuk Tara Hall, sebuah sekolah misionaris Katolik Irlandia yang terletak di Simla, dimana ia mengembangkan pemahamannya dalam bidang sastra Inggris. Setelah Tara Hall, Nair pergi untuk belajar di Miranda House di Universitas Delhi, dimana ia utamanya belajar dalam bidang Sosiologi. Dalam rangka meraih pendidikan terbaik yang tersedia, Nair masuk ke sekolah-sekolah Barat dan pada usia sembilan belas tahun, ia mendapatkan beasiswa penuh dari Universitas Cambridge, namun mengurunkannya dan menggantinya dengan beasiswa penuh dari Universitas Harvard.[4]
Nair sempat menjadi praktisioner yoga yang antusias selama beberapa waktu; ketika membuat sebuah film, ia mengajak para pemeran dan kru memulai hari dengan sesi yoga.[5]
Pandangan politik
Pada Juli 2013, Nair menolak undangan ke Festival Film Internasional Haifa sebagai "tamu kehormatan" untuk memprotes kebijakan-kebijakan Israel terhadap Palestina. Dalam posting-posting di akun Twitter-nya, Nair berkata bahwa "Aku akan pergi ke Israel ketika tembok-tembok tersebut diruntuhkan. Aku akan pergi ke Israel ketika penjajahan pergi...Aku akan pergi ke Israel ketika negara tersebut tidak menindas salah satu agama lainnya. Aku akan pergi ke Israel ketika Apartheid berakhir. Aku akan pergi ke Israel, pada saat yang akan datang. Aku berpihak pada Palestine for the Academic and Cultural Boycott of Israel (PACBI) & Boycott, Divestment, Sanctions (BDS)." Nair kemudian dipuji oleh PACBI, yang menyatakan bahwa keputusannya untuk memboikot Israel "membantu penyorotan perjuangan melawan kolonialisme dan apartheid." Ia kemudian berkicau "Aku akan pergi ke Israel, pada saat yang akan datang."[6][7][8][9][10][11]
^Vashi, Ashish (1 November 2009). "Hollywood says ILU to Gujarati". The Times of India. Times News Network (TNN). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-01. Diakses tanggal 28 June 2011.
Gita Rajan: Pliant and compliant: colonial Indian art and postcolonial cinema. Women. Oxford (Print), ISSN 0957-4042 ; 13(2002):1, pp. 48–69.
Alpana Sharma: Body matters: the politics of provocation in Mira Nair's films. QRFV: Quarterly review of film and video, ISSN 1050-9208 ; 18(2001):1, pp. 91–103.
Pratibha Parmar: Mira Nair: filmmaking in the streets of Bombay. Spare rib, ISSN 0306-7971; 198, 1989, pp. 28–29.