Menyusui dan kesehatan jiwa merupakan hubungan antara pemberian ASI pasca melahirkan dengan kesehatan jiwa ibu dan anak. Penelitian menunjukkan bahwa menyusui mungkin berdampak positif pada kesehatan jiwa ibu dan anak , meskipun ada penelitian yang bertentangan yang mempertanyakan korelasi dan penyebab menyusui dan kesehatan jiwa ibu.[1][2] Manfaat yang mungkin didapat antara lain peningkatan suasana hati dan tingkat stres pada ibu, penurunan risiko depresi pasca melahirkan, peningkatan perkembangan sosial emosional pada anak, ikatan ibu-anak yang lebih kuat, dan masih banyak lagi. Mengingat manfaat menyusui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Komisi Kesehatan Masyarakat Eropa (ECPH) dan American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. [3] Meskipun ada saran-saran ini, perkiraan menunjukkan 70% ibu menyusui anaknya setelah lahir dan 13,5% bayi di Amerika Serikat mendapat ASI eksklusif. [4]Promosi dan dukungan menyusui bagi ibu yang mengalami kesulitan atau penghentian menyusui dini dianggap sebagai prioritas kesehatan.[5]
Menyusui dan kesehatan mental ibu
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa menyusui memiliki dampak positif pada kesejahteraan mental dan emosional ibu dengan meningkatkan suasana hati dan mengurangi tingkat stres, serta dianggap sebagai sumber dukungan emosional bagi ibu pasca melahirkan.[6][7] Namun, riset lain menunjukkan bahwa stres saat menyusui bisa memiliki dampak negatif pada kesehatan mental ibu, terutama jika disajikan dengan tekanan untuk menyusui eksklusif. Melakukan aktivitas ini dapat membantu menciptakan ketenangan psikologis dan mengurangi kecemasan serta stres. Respon fisik terhadap menyusui juga tercermin dalam peningkatan modulasi tonus vagal jantung ibu, yang menyebabkan penurunan tekanan darah dan detak jantung. Hormon oksitosin dan prolaktin berperan sebagai penyebab efek penenang ini. Ibu yang menyusui cenderung mengalami peningkatan durasi dan kualitas tidur serta mengalami penurunan gangguan tidur. Selain itu, aktivitas ini berdampak positif pada respons ibu terhadap situasi sosial, membantu memperbaiki hubungan dan interaksi sosial. Ibu yang menyusui juga cenderung lebih percaya diri karena mengetahui manfaat menyusui bagi kesehatan anak mereka.[6]