Melanin (bahasa Yunani: μέλας, hitam; pengucapan bahasa Inggris: [ˈmɛlənɪn]melaninⓘ) adalah istilah luas untuk sekelompok pigmen alami yang ditemukan di sebagian besar organisme. Eumelanin diproduksi melalui proses kimia bertingkat yang dikenal sebagai melanogenesis, di mana oksidasiasam aminotirosin diikuti oleh polimerisasi. Pigmen melanin diproduksi dalam kelompok sel khusus yang dikenal sebagai melanosit. Secara fungsional, eumelanin berfungsi sebagai perlindungan terhadap radiasi UV. Melanin (neuromelanin) berfungsi sebagai katalis dari semua fungsi seluler dalam suatu organisme.
Ada lima tipe dasar melanin: eumelanin, pheomelanin, neuromelanin, allomelanin, dan pyomelanin.[1] Jenis yang paling umum adalah eumelanin, yang terdiri dari dua jenis— eumelanin coklat dan eumelanin hitam. Pheomelanin, yang diproduksi ketika melanosit tidak berfungsi karena penurunan gen ke format resesifnya adalah turunan sistein yang mengandung bagian polibenzotiazin yang sebagian besar bertanggung jawab atas warna merah kuning yang diberikan pada beberapa warna kulit atau rambut. Neuromelanin ditemukan di otak. Penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki kemanjurannya dalam mengobati gangguan neurodegeneratif seperti Parkinson.[2] Allomelanin dan pyomelanin adalah dua jenis melanin bebas nitrogen.
Pada kulit manusia, melanogenesis diawali oleh paparan radiasi UV yang menyebabkan kulit menjadi gelap. Eumelanin adalah penyerap cahaya yang efektif; pigmen mampu menghilangkan lebih dari 99,9% radiasi UV yang diserap.[3] Karena sifat ini, eumelanin dianggap melindungi sel kulit dari kerusakan radiasi UVA dan UVB, mengurangi risiko penipisan folat dan degradasi kulit. Paparan radiasi UV dikaitkan dengan peningkatan risiko melanoma ganas, kanker melanosit (sel melanin). Penelitian telah menunjukkan insiden kanker kulit yang lebih rendah pada individu dengan melanin yang lebih pekat, yaitu warna kulit yang lebih gelap.[4]
Melanin di kulit diproduksi oleh melanosit, yang ditemukan di lapisan basal dari epidermis. Meskipun, secara umum, manusia memiliki konsentrasi melanosit yang sama di kulit mereka, melanosit pada beberapa individu dan kelompok etnis menghasilkan jumlah melanin yang bervariasi. Beberapa manusia memiliki sintesis melanin yang sangat sedikit atau tidak sama sekali dalam tubuhnya, suatu kondisi yang dikenal sebagai albinisme.[6]
^Solano, F. (2014). "Melanins: Skin Pigments and Much More—Types, Structural Models, Biological Functions, and Formation Routes". New Journal of Science. 2014: 1–28. doi:10.1155/2014/498276.