Mate Ncayur Ntua adalah upacara kematian yang mana apabila seseorang meninggal dunia sudah dalam keadaan usia yang cukup tua, telah kawin, dan semua anak keturunannya sudah berumah tangga. Sehingga pelaksanaannya sendiri tidak bisa dilakukan sembarangan atau tidak semua masyarakat bisa menjalankan upacara tersebut. pelaksanaan upacara Mate Ncayur Ntua tergolong cukup menggelontorkan dana yang cukup besar[1], tetapi semua ini tergantung dari kelas sosialnya dan memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk masuk dalam kategori tersebut, antara lain:
- Almarhum sudah memiliki keluarga besar.
- Usianya sudah cukup lanjut.
- Telah memiliki cucu dan cicit.
- Semua anak, baik laki-laki maupun perempuan, sudah menikah.
- Berasal dari keluarga yang mapan secara ekonomi.
Dalam upacara ini, sistem adat yang digunakan dikenal sebagai "adat mate males bulung simernaik," yang artinya upacara kematian ini diadakan dengan skala besar. Biasanya, jenis upacara adat ini dilaksanakan oleh keluarga dari golongan menengah ke atas. Hewan yang dipersembahkan dalam ritual ini adalah kerbau, yang diikat pada pohon simernaik, dan tanduknya ditempelkan pada pohon tersebut setelah pemotongan[2].
Referensi
- ^ "Mengenal Upacara Mate Ncayur Ntua, Ritual Pemakaman Khusus untuk Orang Tua di Pakpak". merdeka.com. 2023-04-24. Diakses tanggal 2024-10-18.
- ^ Nasution, Askolani; Siregar, Tikwan Raya; Hutasuhut, Anharuddin; Hamdani, Nasrul; Sinulingga, Jekmen; Rehulina, Eka Dalanta; Sekali, Mehamat Karo; Herlina, Herlina; Padang, Melisa (2021). Sibrani, Robert, ed. Ensiklopedia kebudayaan Kawasan Danau Toba. Banda Aceh: Balai Pelestarian dan Nilai Budaya Aceh. ISBN 978-623-6107-05-8.