Masjid Keramat Kototuo

Masjid Keramat Kototuo adalah Masjid yang terletak di Dusun Kototuo, Desa Pulau Tengah, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Bangunan masjid berbatasan dengan rumah penduduk di sebelah utara dan selatan, dan sebelah timur adalah sungai yang mengalir dari Danau Kerinci. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan jalan kecil (gang) Damai Bhakti. Secara geografis daerah Kerinci berbatasan dengan Kabupaten Solok di sebelah utara, Kabupaten Muara Bungo di timur, Kabupaten Sorolangun Bangko di selatan, dan Kabupaten Bengkulu Utara dan Pesisir Selatan di sebelah barat. Wilayah ini terdiri atas bukit-bukit dan gunung di sepanjang Bukit Barisan. Gunung Kerinci adalah gunung yang tertinggi di Sumatera ± 3805 m, sedangkan dataran tempat pemukiman berketinggian antara 725 dan 1500 m. Di tengah dataran tersebut terletak danau Kerinci.[1]

Ruang Utama

Berikut adalah ruang utama Masjid Keramat Kototuo yang terdiri atas :

Tiang

Tiang yang ada di ruang utama berjumlah 25 buah dan terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertarna berjurnlah 20 buah, berfungsi sebagai penyangga atap pertama. Letak tiang-tiang menempel pada dinding. Tiang terbuat dari satu batang pohon berbentuk segi delapan dan tingginya 2,35 m. Pada bagian atas tiang terdapat hiasan tumpal yang distilir dengan daun-daunan dan merupakan 68 pahatan timbul yang disebut paku rancah. Di atasnya lagi terdapat ragam hias pilin berwama (selampit) dan booga, serta daoo-daooan.

Kelompok dua berjumlah empat buah berfungsi sebagai penyangga atap kedua. Letaknya agak ke dalam antara tiang kesatu dan ketiga, berbentuk segi delapan terbuat dari sebatang pohon. Tiang berdiri di atas umpak batu berbentuk segi delapan berwama merah serta ditempel keramik pada setiap sisinya. Tiang terbagi atas dua bagian yang dibatasi oleh bidang pemisah seperti bola. Kelompok ketiga merupakan tiang utama dan terletak di tengah, berfungsi sebagai penyangga atap tingkat tiga. Bentuknya segi delapan dan merupakan tiang terbesar dan tertinggi. Pada bagian bawah tiang ± 5 m dari lantai dilapis semen dan bemiaskan keramik. Tiang mempunyai wama merah, kooing, dan hijau serta bagian atasnya terdapat semacam ruangan yang dulu berfungsi sebagai tempat adz.an. Ruang adzan dari kayu, lebamya 0,67 m dan dindingnya setinggi 0,93 m. Ruangan dicat wama-wami merah, kuning, dan hijau. Untuk naik dipergunakan tangga dan di ujungnya terdapat dua buah tiang kayu setinggi I ,89 m.

Mihrab

Mihrab terletak di bagian barat masjid dan merupakan ruangan kecil berbentuk segi lima. Bangunan ini merupakan bangunan baru dengan dinding ditempel keramik berwama putih bergambar bunga. Pada dinding terdapat lima buah jendela yang terbagi dalam dua bentuk. Bentuk pertama bujur sangkar di bagian atas berjumlah tiga buah jendela, sedangkan jendela bawah dua buah berbentuk persegi panjang. Di bagian depan mihrab terdapat dua buah tiang kayu berdiri di atas umpak batu, berbentuk segi empat berwama merah dengan hiasan keramik bermotif bunga. Bagian atas tiang berbentuk cengkungan semu dengan hiasan relung kangkung. Mihrab mempunyai atap yang terpisah dari ruang

utama berbentuk kubah dari seng.

Mimbar

Mimbar terletak di samping mihrab berbentuk seperti kursi dari kayu dan mempunyai tangga yang terdiri atas dua anak tangga. Ukuran mimbar 2,35 x 1,48 m dan tinggi tempat duduk 0,50 m. Bagian depan tangga dan belakang mimbar masing-masing terdapat dua tiang berbentuk segi delapan dan mengecil pada bagian atasnya. Bagian tengah tiang tersebut terdapat hiasan seperti bola. Kedua atas tiang depan dihubungkan dengan panil bemiaskan relung kangkung. Hiasan ini juga terdapat pada kiri-kanan mimbar.

Serambi

Serambi terletak di sisi timur masjid dan merupakan bangunan tanpa dinding. Denahnya empat persegi panjang. Di dalam terdapat ruangan berukuran 6,88 x 7 m dan lebih tinggi dari lantai. Ruangan ini dulunya berfungsi sebagai tempat menara. Tangga menuju ruangan menempel pada dinding timur. Pada sisi utara, selatan, dan timur dibatasi oleh pangkal tanggolo yang berderet setinggi 0,60 m. Sebelah utara serambi terdapat WC berbentuk persegi panjang setinggi 1,20 m dan beratap seng.

Atap

Atap Masjid Keramat berbentuk tumpang bersusun tiga dan dilapisi seng. Pada atap tingkat pertama, di ujung bawah kasau terdapat hiasan relung yaitu hiasan berupa huruf 'S'. Selain itu, di sisi utara dan selatan dekat ujung atap ada sebatang balok tipis terletak di atas kasau juga dihiasi dengan hiasan selampit (pilin) berwama hijau.

Bangunan lain

Bangunan lain yang terdapat di Masjid Keramat Kuto Tuo adalah rumah bedug yang terletak di sudut barat daya halaman masjid. Bangunan terdiri atas empat buah tiang beton tanpa dinding. Pada 69 kedua sisinya dihubungkan dengan balok mendatar dan pada balok ini diletakkan beberapa papan wrtuk tempat bedug tersebut. Atap rumah terbuat dari seng. Bedug yang terdapat di masjid ada tiga buah, dua bedug tersimpan di dalam masjid, sedangkan bedug yang satu lagi berada dalam rumah ini dan berukuran panjang 5,6 m. Sedangkan garis tengah bagian depan yang ditutup kulit 0,87 m dan bagian belakang 0, 72 m. Hiasan bedug berupa hiasan teratai yang terdapat pada sisi lingkaran.Bedug ini hanya dibunyikan pada waktu tertentu saja dan oleh masyarakat dinamakan "bedug larangan". Kedua bedug yang ada di dalam masjid berukuran panjang 1,36 m dan 2m, sedangka

Deskripsi Bangunan

Deskripsi Bangunan Masjid Keramat Kototuo Kerinci merupakan sebuah kompleks yang terletak pada laban berukuran 59,2 x 44,3 m. Kompleks dikelilingi dua buah pagar dari semen. Pagar pertama mengelilingi masjid berukuran 35,4 x 32,9 m dan tinggi 1,2 m. Pagar kedua terletak di luar pagar pertama dengan ukuran 59,2 x 44,3 m dan tinggi 1,4 m.

Sejarah Perkembangannya

Waktu berkembangnya bandar-bandar dagang di sepanjang pantai Barat Sumatra akibat jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 termasuk Indrapura (Sumatera Barat) dan Muko-Muko (Bengkulu) maka hubungan dagang antara Kerinci dengan daerah-daerah tersebut menjadi lebih intensif. Barang-barang dagang utama waktu itu dari Kerinci adalah merica, emas dan binatang ternak seperti sapi dan kerbau. Hubungan dagang itu terutama dengan Indrapura membawa konsekwensi lain yaitu masuk dan berkembangnya agama Islam lebih dahulu telah dianut oleh penduduk Sumbar itu ke daerah Kerinci.

Suatu hal yang perlu disampaikan ialah dalam abad ke 16 itu agam Islam telah berkembang dengan pesatnya di daerah Kerinci. Berkembangnya agama baru itu menyebabkan berdirinya masjid-masjid di beberapa tempat sebagai tempat ibadah bagi pemeluk agama baru tersebut. Dalam hal ini tentu saja masjid pertama yang didirikan di pusat perkembangan Islam itu sendiri, tempatnya yang sampai sekarang tidak diketahui secara pasti, tetapi diduga di Koto Tuo Pulau Tengah.

Referensi

  1. ^ Sugiyanti, Sri (1999). Masjid Kuno Indonesia. Jakarta: PROYEK PEMBINAAN PENINGGALAN SEJARAH . DAN KEPURBAKALAAN PUSAT. hlm. 67–70.  line feed character di |publisher= pada posisi 37 (bantuan)