Ia pindah ke Selandia Baru dengan kedua putranya tahun 1849. Tidak jelas apakah ia janda atau ia meninggalkan suaminya karena kekejamannya. Ia bekerja sebagai guru selama dua tahun di Nelson dan menikahi suami keduanya, Stephen Lunn Müller, yang juga imigran dari Britania.
Pada tahun 1864, ia bertemu pendukung hak-hak suara perempuan Britania, Maria Rye, yang sedang mengunjungi Selandia Baru. Müller mulai mengikuti gerakan feminis di Britania dan Amerika Serikat. Ia bahkan mulai menulis artikel mengenai hak-hak perempuan. Ia menulis dengan nama pena "Fémmina".
Pada tahun 1869, dengan masih menggunakan nama samaran, ia mempublikasikan satu-satunya pamflet mengenai hak suara perempuan di Selandia Baru.Ia menerima dukungan dan selamat dari John Stuart Mill.
Ia menunjukan identitasnya tahun 1898, tujuh tahun setelah suaminya meninggal.[1]