Martin HindsMartin Hinds (10 April 1941 – 1 Desember 1988) adalah seorang sarjana Inggris di Timur Tengah yang memiliki fokus utama pada kajian sejarah Islam. KehidupanKetertarikan Dr. Hind pada budaya Islam dimulai sejak tahun 1960 ketika ia menjadi mahasiswa bahasa Arab di School of Oriental and African Studies (SOAS), di mana ia menjalin sejumlah persahabatan dekat dengan para sarjana dari Afrika Utara. Pada musim panas tahun 1962, ia tiba di Tunisia dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang terkenal di sana seperti Carthage, pinggiran Tunis yang merupakan pusat Kekaisaran Kartago di zaman kuno. Ia juga mengunjungi monumen Islam terkenal seperti Masjid Al-Zaytuna. Dibangun awal abad ke-8 Masehi, salah satu masjid tertua di ibu kota Tunisia, kedua di Masjid Ifriqiya Uqba dan wilayah Maghreb setelah di Al-Kairouan. Dr. Hinds juga mengunjungi Al-Kairouan dan Masjid Uqba. Dia terpesona oleh arsitektur Islam dan peran akademik masjid Al-Zaytuna yang dikenal sebagai salah satu universitas pertama dan terbesar dalam sejarah Islam.[1] Dia juga melakukan perjalanan menggunakan minibus layaknya warga negara biasa melalui Libya ke Mesir pada tahun 1962 dan 1965. RisetBersama dengan Patricia Crone, dia berpendapat dalam bukunya yang berjudul God's Caliph: Religious Authority in the First Centuries of Islam bahwa khalifah pertama adalah kepala negara sekaligus kepala keagamaan. Ulama kemudian mengklaim kekuasaan untuk diri mereka sendiri atas nama komunitas yang mereka wakili, sehingga menciptakan situasi dalam Islam Sunni di mana tidak ada kekuatan agama yang terpusat. Oleh karena itu, sistem Syi'ah bukanlah penyimpangan tetapi merupakan tatanan kekuasaan asli pada awal Islam.[1] Martin Hinds adheres to the Revisionist School of Islamic Studies. Makalah terkait Ibadisme
Referensi
|