Sudarmodjo bertanding dalam ajang olahraga multicabang pertama Indonesia, Pekan Olahraga Nasional di Surakarta, 1948. Dia memenangi medali emas dan memecahkan rekor nasional dengan melewati mistar 1,89 m. Dia kemudian menjadi bagian dari kontingen Indonesia di Asian Games 1951 di New Delhi, India. Dia memenangi medali perunggu, juga dengan lompatan terbaiknya di 1,89 m. Karena prestasi ini, dia terpilih untuk bergabung dengan kontingen Indonesia di Olimpiade Musim Panas 1952 di Helsinki. Ini merupakan keikutsertaan pertama Indonesia di Olimpiade, dan dia menjadi salah satu dari tiga atlet Indonesia yang bertanding, bersama dengan perenang Habib Suharko dan lifter Thio Ging Hwie.[2][3]
Negara yang baru merdeka ini tidak menyelenggarakan pelatihan terpusat bagi para atlet Olimpiade-nya. Dengan demikian, sebelum berangkat ke Helsinki, Sudarmodjo berlatih sendiri di Lapangan Ikada, Jakarta. Setiap hari, dia mengendarai sepedanya ke stadion untuk berlatih. Dia membawa sebuah cangkul yang dia gunakan untuk menggemburkan sepetak pasir sehingga pendaratannya tidak akan menyakitkan.[2]
Di Olimpiade, dia mulai di babak kualifikasi Grup B, di mana dia melewati mistar 1,80 m, 1,84 m, dan 1,87 m, maju ke babak final. Dalam babk final, dia tidak mencoba mistar 1,70 m dan melewati mistar 1,80 m pada percobaan pertama. Namun, dia tidak melewati mistar 1,90 m setelah tiga kali percobaan. Dengan hasil ini, dia menempati peringkat ke-20 secara keseluruhan.[1][3]