Mania menari

Mania menari pada saat ziarah ke gereja di Sint-Jans-Molenbeek, sebuah sketsa dari tahun 1642 oleh Hendrick Hondius berdasarkan gambar oleh Pieter Brueghel Senior, yang diciptakannya pada tahun 1564.

Mania menari (juga dikenal sebagai wabah menari, koreomania, tarian Santo Yohanes, tarantisme, dan tarian Santo Vitus) adalah sebuah fenomena sosial yang terutama terjadi di Daratan Eropa antara abad ke-14 dan ke-17. Hal ini melibatkan sekelompok orang yang menari secara tidak menentu, terkadang ribuan orang sekaligus. Mania ini mempengaruhi orang dewasa dan anak-anak yang menari sampai pingsan karena kelelahan dan cedera. Salah satu wabah besar pertama terjadi di Aachen, di Kekaisaran Romawi Suci (sekarang Jerman) pada tahun 1374, dan dengan cepat menyebar ke seluruh Benua Eropa; salah satu wabah yang sangat terkenal terjadi di Strasbourg pada tahun 1518 di Alsace, juga di Kekaisaran Romawi Suci (sekarang Prancis modern).

Mania ini mempengaruhi ribuan orang selama beberapa abad, mania menari bukanlah peristiwa yang terisolasi, dan didokumentasikan dengan baik dalam laporan kontemporer. Namun hal ini kurang dipahami, dan solusinya didasarkan pada dugaan. Seringkali musisi mengiringi penari, karena mereka berkeyakinan bahwa musik akan menyembuhkan mania, tetapi taktik ini terkadang menjadi bumerang dengan mendorong lebih banyak orang untuk bergabung. Tidak ada konsensus di antara para pakar modern mengenai penyebab mania menari.

Beberapa teori yang diajukan berkisar dari pemujaan agama yang berada di belakang prosesi hingga orang-orang yang menari untuk menghilangkan stres dan menghilangkan kemiskinan pada masa itu dari pikiran mereka. Hal ini berspekulasi sebagai penyakit psikogenik massal, di mana gejala fisik tanpa penyebab fisik yang diketahui diamati mempengaruhi sekelompok orang, sebagai bentuk pengaruh sosial.

Definisi

"Mania menari" itu diambil dari istilah "koreomania", dari bahasa Yunani choros (menari) dan mania (kegilaan), dan juga dikenal sebagai "wabah menari".[1]:133–134[2] and is also known as "dancing plague".[3]:125 Istilah ini yang pertama menciptakan adalah Paracelsus dan pada awalnya orang mengira kondisi ini yang mengakibatkan adalah kutukan seorang tokoh suci. Biasanya Santo Yohanes atau Santo Vitus.

Catatan kaki