Mangsian (Phyllanthus reticulatus) adalah spesies tumbuhan gulma yang termasuk ke dalam genus Phyllanthus.[1]
Tumbuhan ini secara lokal juga dikenal dengan nama dawat, malatinta, mangsi, dan ileng-ileng.[2][3] Tumbuh secara liar di pinggir sawah, kebun atau sungai, dapat dijadikan tanaman pagar dan dapat pula dimanfaatkan sebagai tanaman hias bonsai.[4]
Kata mangsian atau mangsi diambil dari kosakata dalam Bahasa Jawa, mangsi, yang berarti tinta atau dawat, karena buah yang matang berwarna kehitam-hitaman dan cairannya mirip dengan cairan tinta.[1][5][6]
Ekologi dan penyebaran
Tanaman mangsi merupakan tanaman perdu yang tumbuh liar
dengan buah yang berwarna ungu kehitaman yang sering kali tumbuh
di sepanjang aliran air, pada daerah–daerah tempat pembuangan sampah, atau
juga di hutan hujan tropis. Spesies ini tumbuh di daerah dengan ketinggian
antara 800–2000 m dpl. Penyebaran tanaman ini di Indonesia hampir merata,
antara lain di Pulau Jawa, Papua, Kalimantan, Sulawesi, Sumatra. Selain itu,
tanaman ini juga didapati di banyak negara, seperti Filipina, Sri Lanka, India,
Afrika Selatan.[7]
Tanaman buah mangsi merupakan semak-semak yang tumbuh tegak
atau merambat dengan tinggi 1,5 sampai 5 meter. Buahnya berbentuk bulat,
diameter 5–7 mm, lunak, licin, dan berwarna kehitaman ketika matang. Tanaman
buah mangsi termasuk keluarga Euphorbiaceae dan genus Phyllantus.[7]
Manfaat
Bagian yang bisa dimanfaatkan dari tanaman ini adalah daun dan
buahnya. Daun mangsi dapat digunakan sebagai obat asma, batuk,
demam, diare, dan sebagainya. Sedangkan, buahnya dapat dimanfaatkan
sebagai tinta karena mengandung antosianin.[7][8]
Antosianin merupakan pigmen yang dapat memberikan warna merah,
biru, dan ungu. Pigmen warna alami ini sangat aman untuk digunakan karena
tidak mengandung logam berat. Warna merah, ungu, atau biru yang dimilikinya
dapat berubah karena faktor suhu, pH, oksigen, penambahan asam, gula dan
adanya ion logam. Pada buah dan sayur, pigmen antosianin umumnya terletak
pada sel-sel dekat permukaan, sehingga bisa diidentifikasi dengan mata.[7][8][9][10]
Budidaya
Kelebihan dari buah mangsi adalah umur panen singkat, mudah
dibudidaya di wilayah tropis seperti Indonesia, dapat berproduksi sepanjang
tahun, dan harga yang relatif murah, bahkan belum dimanfaatkan secara nyata.
Oleh karena itu, buah mangsi dapat menjadi alternatif sumber bahan pewarna
alami. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji ataupun stek.[7]
Lihat pula
Galeri
Referensi