Malaysia Madani (Jawi: مليسيا مداني) adalah istilah yang merujuk pada visi kepemimpinan Perdana Menteri ke-10 Malaysia, Anwar Ibrahim perihal mengedepankan visi pembangunan sumber daya manusia dalam hal harmonisasi masyarakat yang heterogen, pembangunan berkelanjutan, dan tata kelola yang baik.[1] Visi "Malaysia Madani" menekankan pada konsep reformasi dan transformasi, serta transparansi di pemerintahan.[2]
Etimologi
Konsep ini berlandaskan pada enam hal, di antaranya keberlanjutan, kesejahteraan sosial, inovatif, kepedulian, optimisme, dan kepercayaan.[3] Enam hal tersebut yang diakronimkan menjadi "Madani". Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam aspek:
Sejarah
Ismail Sabri Yaakob, perdana menteri petahana yang membubarkan parlemen pada Oktober 2022 membuka peluang baru untuk mengadakan pemilihan umum.[4] Pembubaran parlemen dilakukan untuk mengakhiri krisis politik yang melanda Malaysia sejak lengsernya Mahathir Mohamad pada 2020. Pasca pemilihan umum 2022, perolehan suara yang diperoleh oleh masing-masing partai politik minim dari ambang batas bagi pembentukan pemerintahan baru sekaligus pelantikan perdana menteri. Selama lima hari belum ada titik temu terkait siapa yang akan menduduki posisi tersebut. Akhirnya, raja memutuskan Anwar Ibrahim, seorang aktivis reformasi yang telah menggeluti dunia politik sejak 1982 sebagai perdana menteri selanjutnya berkat dukungan dari PH, BN, dan partai politik lainnya. Pada 24 November 2022, Anwar dilantik menjadi Perdana Menteri ke-10 Malaysia.[5]
Di bawah pemerintahannya, Anwar menggagas "Malaysia Madani" yang diserap dari buku berjudul Script: For a Better Malaysia karyanya sendiri yang diterbitkan sebulan sebelum dirinya diangkat menjadi perdana menteri. Visi "Malaysia Madani" diresmikan olehnya pada 19 Januari 2023 menggantikan visi lama "Keluarga Malaysia" di era Ismail Sabri.[6]
Lihat pula
- Visi pemerintahan terdahulu
Referensi