Lumbricus terrestris

Lumbricus terrestris
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Subkelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
L. terrestris
Nama binomial
Lumbricus terrestris
Linnaeus, 1758

Lumbricus terrestristol adalah cacing merah besar asli Eropa, namun sekarang sudah banyak tersebar di tempat lain di seluruh dunia (bersama dengan beberapa lumbricid ), karena diperkenalan manusia. Di beberapa daerah, orang menganggapnya sebagai suatu spesies hama yang serius, karena keluar-bersaing secara lokal cacing asli (since it is out-competing locally native worms). Di Eropa cacing ini merukan spesies alami yang terbesar dari cacing tanah, biasanya mencapai 20–25 cm ketika dewasa (meskipun di Eropa bagian selatan terdapat spesies asli yang jauh lebih besar). It has an unusual habit of copulating on the surface at night, which makes it more visible than most other earthworms. Hewan ini memiliki kebiasaan yang ane yaitu kawin pada di atas tanah pada malam hari, hal ini membuatnya sering terlihat dari cacing lain kebanyakan.

Biologi

Lumbricus terrestris adalah cacing anesis, artinya, ketika berada dalam lubang dia akan naik ke permukaan untuk makan, ini berbeda dengan kebiasaan sebagian besar cacing yakni menggali tanah untuk makan. Sebuah kebiasaan yang tidak wajar dari spesies ini adalah menarik daun ke mulut lubang yang sebagian membusuk sebelum dimakan. Sementara mereka umumnya memakan bahan tanaman, telah diamati bahwa mereka memakan serangga mati dan kotoran. Masa hidup Lumbricus terrestris belum diketahui, meskipun telah hidup sampai dengan usia 6 tahun di penangkaran. Pendekatan yang paling banyak diterima adalah sekitar 4-8 tahun di alam liar. Di bagian Eropa, terutama Atlantik pinggiran Eropa barat laut, sekarang lokal terancam akibat dimangsa oleh Platyhelminthes Selandia Baru (Arthurdendyus triangulatus) dan Platyhelminthes Australia (Australoplana sanguinea), dua predator cacing pipih sengaja diperkenalkan dari Selandia Baru dan Australia. Pemangsa ini pemakan cacing tanah sangat efisien, mampu bertahan hidup untuk jangka panjang dengan makanan, jadi karena itu masih bertahan bahkan ketika mangsa mereka telah turun ke populasi unsustainably rendah. Di beberapa daerah, hal ini memiliki dampak serius merugikan pada tanah struktur dan kualitas. The aerasi tanah dan bahan organik pencampuran yang sebelumnya dilakukan oleh cacing tanah telah berhenti di beberapa daerah.

Pranala luar