Luarsab II sang Martir (Georgia: ლუარსაბ II) (1592 – 21 Juni (K.J.), 1 Juli (K.G.), 1622) adalah raja Kartli di timur Georgia yang memerintah antara 1606 hingga 1615. Dia dikenang karena kematiannya di tangan Syah Abbas I dari Persia. Gereja Ortodoks Georgia menetapkannya sebagai santo dan memperingati kematiannya setiap tanggal 1 Juli.
Kehidupan
Luarsab naik tahta Kerajaan Kartli pada usia 14 tahun menggantikan ayahnya, Giorgi X meninggal mendadak pada tahun 1606. Saat dirinya masih belia, pemerintahan sebenarnya dijalankan oleh penasihat kerajaan Shadiman Baratashvili. Peristiwa itu bertepatan ketika Abbas I berhasil mengusir tentara Ottoman keluar dari Georgia timur, menyisakan pasukan Persia di Tbilisi. Syah Abbas kemudian mengakui Luarsab sebagai raja Kartli. Ottoman berusaha untuk membunuh Luarsab, dengan mengirim banyak pasukan ke Georgia, yang akhirnya dikalahkan oleh Jendral Georgia Giorgi Saakadze dalam Pertempuran Tashiskari, pada tahun 1609. Setelah kemenangan ini, Luarsab mendapatkan kembali kendali atas benteng-benteng di Tbilisi dan Syah menikahi saudara perempuannya Tinatin, pada 1610. Di akhir tahun 1611, Luarsab menikahi Makrine, seorang saudara perempuan dari bangsawan kelas bawah Saakadze. Para bangsawan kelas atas yang diketuai oleh Shadiman Baratashvili meyakinkan raja bahwa Saakadze adalah mata-mata Persia yang mengincar tahta kerajaan. Mereka mendesak Luarsab untuk menceraikan Makrine dan membuang Saakadze ke pengasingan di Persia. Pada 1612, Luarsab bersekutu dengan raja Georgia lain, Teimuraz I dari Kakheti untuk mencegah kemungkinan serangan dari Persia. Di awal tahun 1614, sejumlah besar pasukan Persia menyerbu Kakheti, menghancurkan beberapa kota, lalu menyerang ke arah Kartli. Luarsab, Teimuraz, dan rakyatnya melarikan diri ke Kerajaan Imereti di barat Georgia. Giorgi III dari Imereti menolak untuk menyerahkan pelarian. Abbas mengacam akan meluluhlantakkan Kartli, namun akan berhenti menyerang jika Luarsab menyerahkan diri. Pada bulan Oktober 1615, Luarsab menyerah demi menyelamatkan negeri dan kerajaannya dari kehancuran, ia menolak untuk masuk Syiah, lalu dipenjara di Astarabad, dan kemudian di suatu tempat dekat Shiraz di Persia. Orang-orang Georgia berusaha membebaskan raja mereka dengan meminta bantuan Tsar Mikhail I dari Rusia. Namun, negosiasi itu tidak membuahkan hasil hingga pada 1622, Luarsab dieksekusi dengan cara dicekik dengan tali busur atas perintah Syah di benteng Qal‘eh-ye Golāb di barat daya Iran.[1]
Catatan kaki
Pranala luar