Los Mbako adalah bangunan non-permanen yang berfungsi sebagai tempat pengeringan tembakau di wilayah Klaten, Jawa Tengah.[1] Los mbako menjadi tempat transitnya tembakau hasil panen selama masa pengeringan. Tembakau yang diolah dalam bangunan los adalah tembakau yang diperuntukkan untuk cerutu dan bukan untuk rokok rajang pada umumnya.Tembakau dalam bangunan los dilkeringan dengan metode pengasapan menggunakan perapian dari sekam padi sampai daun tembakau mengering. Los mbako dibangun dan ditempatkan pada tanah kas desa yang disewakan.[2] Masa pemakaian los adalah dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juli sampai September dan Desember sampai Maret. Dalam satu periode penggunaan los adalah 23 hari, sehingga dalam setahun total penggunaan los adalah 46 hari. Selain sebagai tempat pengeringan tembakau los juga digunakan sebagai tempat pembuatan pupuk kandang.[3]
Konstruksi
Bangunan ini memiliki bentuk persegi panjang dengan rerata ukuran 100 x 18 m, serta tingginya 12 m. Los mbako dibuat dengan menggunakan bambu sebagai tiang penyangga, anyaman bambu sebagai dindingnya serta daun tebu kering untuk atapnya. Los dibangun memanjang dari utara ke selatan atau seballiknya. Hal ini dilakukan agar bangunan los tahan terhadap terpaan angin yang bertiup dari arah selatan ke utara atau sebaliknya.[3]
Sejarah
Bangunan los mulai dibangun bersamaan dengan masuknya perkebunan tembakau di Klaten dan Sukoharjo pada 1850-an.[4] Struktur bangunan ini diperkenalkan oleh Belanda dengan mengadopsi arsitektur global.[2]