Lisozim adalah enzim yang memutuskan ikatan β-1,4-glikosida antara asam-N-asetil glukosamin dengan asam-N-asetil muramat pada peptidoglikan sehingga dapat merusak dinding selbakteri.[1] Air kemudian dapat masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menggelembung dan akhirnya pecah, proses tersebut disebut dengan lisis.[1] Lisozim dapat ditemukan pada sekresi hewan termasuk air mata, saliva, dan cairan tubuh yang lainnya sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri.[1] Lisozim dapat membunuh bakteri apabila lingkungan tempat bakteri tersebut tidak berada dalam keadaan isotonis yaitu konsentrasi zat terlarut di dalam sel dan di luar sel (lingkungan) seimbang sehingga sekalipun dinding sel bakteri pecah, air tidak akan masuk ke dalam sel dan lisis tidak terjadi.[1] Dalam hal ini, sel yang sudah kehilangan dinding sel tersebut dinamakan sebagai protoplas.[2] Keadaan isotonis tersebut dapat dibuat dengan cara menambahkan zat terlarut seperti sukrosa pada lingkungan sel (biasanya berupa cairan seperti air).[1] Sebaliknya, apabila sel berada dalam lingkungan yang hipotonis yaitu konsentrasi zat terlarut di dalam sel lebih tinggi daripada lingkungannya, air akan berdifusi masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel pecah (lisis).[1]