Lie Tek Swie (floruit 1929–1940) merupakan seorang sutradara Tionghoa-Indonesia yang aktif dalam perfilman awal Hindia Belanda. Ia dikira mulai karier film sebagai pegawai kantor distributor film sebelum menyutradarai film pertamanya, Njai Dasima, pada tahun 1929. Nyai Dasima juga merupakan adaptasi novel pertama yang disutradarainya; dua novel lain juga diadaptasi. Tiga film lainnya, dua di antaranya yang digarap untuk Tan's Film, merupakan cerita asli. Pada tahun 1941 Lie menjadi salah satu pendiri Standard Film Company, yang tutup pada tahun 1942.
Karier awal
Menurut Bachtiar Effendi, seorang pemain film dan sutradara yang bekerja sama dengan Lie beberapa kali, Lie pernah bekerja di kantor distributor film sebelum bergabung dengan Tan's; di sana ia mengurus pemasaran film Hollywood.[1][2] Kritikus film Indonesia Misbach Yusa Biran berpendapat bahwa ini menyebabkan Lie mempunyai gagasan yang luas dan duniawi saat menjadi sutradara.[2] Pada tahun 1929 menggarap filmnya yang pertama, Nyai Dasima, untuk Tan's Film.[3] Film ini, yang dibuat dalam dua bagian, menceritakan seorang nyai yang meninggalkan suaminya untuk seorang sopir delman; filmnya sukses,[4] dan menjadi adaptasi novel pertama oleh Lie, sebab ceritanya berdasarkan buku Cerita Njai Dasima yang ditulis G. Francis pada tahun 1896.[5]
Ini diikuti sebuah sequel, Nancy Bikin Pembalesan, pada tahun 1930; film ini menceritakan usaha anak Dasima, Nancy, dalam membalas kematian ibunya. Karya ini juga berhasil.[6] Menurut Misbach, pada waktu ini Lie menjadi tertarik dengan etnografi dan mulai mendokumentasikan kebudayaan lokal.[7] Pada akhir tahun 1930 dia menyutradarai Si Ronda untuk Tan's; film ini merupakan film laga tentang seorang preman bernama Ronda.[8] Lie membuat adaptasi novel lain, Melati van Agam, dalam dua bagian pada tahun 1931; cerita aslinya dikarang Parada Harahap dengan nama samaran "Swan Pen" pada tahun 1923.[3]
Setelah Tan's
Tidak ada informasi tentang kegiatan Lie antara tahun 1932 dan 1941.[3] Ia telah meninggalkan Tan's Film pada tahun 1932, konon karena pendekatannya sudah tidak cocok dengan visi dan misi Tan's untuk membuat film yang akan disukai orang kecil serta karena filmnya sering terlalu mahal;[7] perusahaan itu pun tutup dari tahun 1932 sampai 1938.[9][10] Lie muncul lagi pada tahun 1941 ketika ia bergabung dengan Tan bersaudara – pemilik Tan's Film – untuk mendirikan Standard Film Company, yang diurus Touw Teng Iem.[11]
Lie menyutradarai dua dari tiga film yang dibuat Standard. Dua film ini adalah Ikan Doejoeng dan Siti Noerbaja.[3]Ikan Doejoeng merupakan cerita asli tentang perempuan yang menjadi ikan duyung setelah terpaksa memilih antara pria yang dicintai dan pria yang disediakan,[12] sementara Siti Noerbaja merupakan adaptasi dari novel Sitti Nurbaya yang dikarang Marah Rusli pada tahun 1923.[13] Film terakhir dari Standard, Selendang Delima (1941), disutradarai mantan dramawan Henry L. Duarte sebelum Standard terpaksa tutup setelah pendudukan Jepang.[14]
"Ikan Doejoeng". filmindonesia.or.id. Jakarta: Perpustakaan Nasional Indonesia dan Sinematek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-26. Diakses tanggal 26 July 2012.
"Filmografi". filmindonesia.or.id. Jakarta: Perpustakaan Nasional Indonesia dan Sinematek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-28. Diakses tanggal 28 August 2012.
Said, Salim (1982). Profil Dunia Film Indonesia. Jakarta: Grafiti Pers. OCLC9507803.
"Si Ronda". filmindonesia.or.id. Jakarta: Perpustakaan Nasional Indonesia dan Sinematek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-22. Diakses tanggal 22 July 2012.
"Siti Noerbaja". filmindonesia.or.id. Jakarta: Perpustakaan Nasional Indonesia dan Sinematek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-26. Diakses tanggal 26 July 2012.
"Tan's Film". Ensiklopedi Jakarta. Pemerintah Kota Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-19. Diakses tanggal 19 July 2012.