Langsung mengambil kesimpulan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Jumping to Conclusion (JTC) adalah memutuskan suatu hal tanpa di dukung dengan bukti yang mendukung. Dapat juga diartikan sebagai pola pikir yang negatif dengan menarik kesimpulan yang berlebihan terhadap suatu masalah. dengan kata lain, apa yang diamati berbeda dengan apa kesimpulan yang dikemukakan.[1]
Langsung mengambil kesimpulan adalah bentuk distorsi kognitif. [2]Distorsi kognitif adalah kesalahan cara berpikir seseorang yang memberikan keyakinan diri tentang sesuatu yang tidak benar atau belum tentu kebenarannya. Dalam terapi distorsi kognitif JTC ditandai dengan perilaku yang mendasarinya seperti gangguan panic, depresi dan kecemasan [3]
Salah satu contohnya adalah ketika wawancara kerja, dimana pelamar kerja selalu menghindar atau gelisah ketika di wawancarai. Hal ini mengakibatkan pewawancara akan mengambil kesimpulan bahwa pelamar kerja telah melakukan kebohongan. Dalam kehidupan sehari hari secara tidak sadar sering ditemui JTC ini, misalnya ketika seorang teman tidak menyapa ketika berpapasan. Secara tidak sadar akan ditarik kesimpulan bahwa teman itu adalah orang yang sombong.
Penyebab
Langsung mengambil kesimpulan timbul disebabkan oleh adanya membaca pikiran. Membaca pikiran adalah ketika ada asumsi bahwa orang lain berpikiran negatif tentang mereka. Kemudian ada istilah meramal, yaitu jika seseorang dapat menyimpulkan ataui memprediksi kejadian yang akan terjadi negatif padahal belum mempunyai bukti yang kuat. trakhir penyebab timbulnya langsung mengambil kesimpulan adalah pelabelan. Pelabelan dapat terjadi ketika adanya asumsi berlebihan terhadap karateristik orang lain.[1]
Akibat
Langsung mengambil kesimpulan mengakibatkan pola pikir akan diarahkan kearah yang negatif, padahal kemungkinan peristiwa yang positif terjadi juga besar. Hal ini akan mengakibatkan banyak orang menjadi tidak maksimal melakukan sesuatu mengingat hal yang akan terjadi itu kegagalan, misalnya ketika berjanji untuk deal pekerjaan dengan seseorang dan orang tersebut tidak datang.[2] Akibat lain adalah dapat menimbulkan konflik dengan orang lain, menimbulkan ketidakadilan misalnya dalam proses perekrutan kerja. merusak kepercayaan diri, mengurangi motivasi[4]
Referensi
- ^ a b Holli, Betsy B. (2003). Communication and education skills for dietetics professionals. Richard J. Calabrese, Julie O'Sullivan Maillet (edisi ke-4th ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. ISBN 0-7817-3740-0. OCLC 51304056.
- ^ a b "Distorsi Kognitif: Ketika Cara Berpikirmu Berbahaya". Pijar Psikologi #UnderstandingHuman (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-12.
- ^ "Jumping to Conclusions: Learn How to Stop Making Anxiety-Fueled Mental Leaps". Therapy Now (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-12.
- ^ "Why Do People Jump to Conclusions?". Verywell Mind (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-12.