La Tenrirawe
La Tenrirawe Bongkangnge merupakan Arumpone (penguasa Bone) ketujuh, bertakhta menggantikan ayahnya La Uliyo Botee. Pada masa pemerintahannya, tiga kerajaan kecil Bugis di selatan Bone (juga disebut Tellu Limpoe) meminta pertolongannya untuk membebaskan mereka dari pengaruh kerajaan Gowa. Berpindahnya Tellu Limpoe ke dalam pengaruh Bone memicu Gowa untuk melancarkan serentetan invasi ke Bone, tetapi semuanya berhasil dipatahkan oleh pasukan Bone di bawah pimpinan La Tenrirawe. Lontara Akkarungeng ri Bone mencatatnya sebagai raja yang dicintai rakyatnya. Ia juga disebut sebagai raja yang "jarang tidur karena memikirkan rakyatnya."[a] Masa pemerintahan La Tenrirawe berlangsung singkat, hanya selama empat tahun, tetapi ia mampu mempertahankan Bone dari invasi pihak luar, terutama Gowa. Setelah kematiannya, jasadnya dibakar dan abunya disimpan di dalam sebuah guci; maka ia pun digelari Matinroe ri Gucinna ("yang wafat di dalam guci"). Catatan
Referensi
|