Kurva Preston

Kurva Preston, menggunakan data lintas negara untuk tahun 2005. Sumbu x menunjukkan Produk domestik bruto per kapita dengan kurs dollar internasional (2005), sumbu y menunjukkan tingkat harapan hidup pada saat lahir. Setiap titik (dot) melambangkan satu negara.

Kurva Preston menggambarkan hubungan antara harapan hidup dengan pendapatan per kapita melalui studi data potong lintang dengan pendekatan empiris. Penggambaran hubungan ini dikemukakan pertama kali oleh Samuel H. Preston pada tahun 1975[1][2] Preston mempelajari hubungan ini pada tiga dekade yang berbeda yaitu 1900-an, 1930-an, dan 1960-an, dimana bentuk kurva antara dekade yang satu dengan yang lainnya menunjukkan kesesuaian yang sama. Saat ini, banyak penelitian yang mengembangkan atau memperbarui model kurva ini.[3]

Hubungan antara harapan hidup dan tingkat ekonomi

Kurva Preston mengindikasikan bahwa individu yang lahir di negara yang memiliki PDB per kapita tinggi, pada umumnya memiliki tingkat harapan hidup lebih tinggi bila dibandingkan individu yang lahir di negara yang PDB per kapitanya lebih rendah. Namun, kurva ini juga menunjukkan, ketika tingkat pendapatan per kapita mencapai angka tertentu, maka pengaruhnya terhadap kenaikan tingkat harapan hidup mulai berkurang ditunjukkan dengan garis kurva yang mulai mendatar. Dengan kata lain, di negara yang rendah PDB per kapitanya, kenaikan pendapatan suatu individu sangat berpengaruh dengan menaiknya tingkat harapan hidup yang lebih baik, sementara kenaikan pendapatan individu di negara yang PDB per kapitanya tinggi berpengaruh kecil terhadap kenaikan harapan hidupnya.[4]

Perkembangan di teknologi dunia kesehatan membuat trend Kurva Preston naik ke atas. Di panel A, teknologi yang terbaru digunakan secara sama di semua negara tanpa memandang tingkat ekonominya. Di panel B, teknologi terbaru menimbulkan perbedaan peningkatan taraf hidup yang tajam diantara negara kaya. Di panel C, negara yang lebih miskin, lebih diuntungkan.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kurva ini menunjukkan trend kenaikan yang cenderung naik sepanjang abad ke-20. Hal Ini menunjukkan bahwa tingkat harapan hidup di banyak negara cenderung meningkat, tanpa melihat adanya perubahan pada tingkat pendapatan di tiap negara. Preston menilai hal tersebut terjadi terjadi peningkatan dalam dunia kesehatan, seperti meningkatnya pengetahuan atau pendidikan, teknologi yang lebih baik, maupun perbaikan layanan kesehatan.[4]

Secara keseluruhan, Preston menemukan bahwa perkembangan di teknologi kesehatan (penyebabnya naiknya trend kurva Preston keatas) mempengaruhi 75% hingga 90% dari trend kenaikan tingkat harapan hidup, sementara sisanya dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi.[5]

Referensi

  1. ^ Preston, S. H (1975). "The Changing Relation between Mortality and Level of Economic Development". Population Studies. 29 (2): 231–248. doi:10.2307/2173509. JSTOR 2173509. PMC 2572360alt=Dapat diakses gratis. 
  2. ^ Preston, S. H (2007). "The changing relation between mortality and level of economic development". International Journal of Epidemiology. 36 (3): 484–90. doi:10.1093/ije/dym075. PMC 2572360alt=Dapat diakses gratis. PMID 17550952. 
  3. ^ Bloom, D. E; Canning, D. (2007). "Commentary: The Preston Curve 30 years on: still sparking fires". International Journal of Epidemiology. 36 (3): 498–9; discussion 502–3. doi:10.1093/ije/dym079alt=Dapat diakses gratis. PMID 17550948. 
  4. ^ a b T. Paul Schultz (2008). Handbook of development economics. 4. Elsevier. hlm. 3406. ISBN 978-0-444-53100-1. 
  5. ^ Sandro Galea (2007). Macrosocial determinants of population health. Springer. hlm. 175. ISBN 978-0-387-70811-9. 

Pranala luar