Perkuliahan daring dikelola dan diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tinggi; akademi; dan/universitas yang telah memenuhi standar kelayakan penyelenggaraan sistem perkuliahan daring. Sistem perkuliahan ini diperuntukkan bagi mahasiswa. Pada awalnya, kuliah daring merupakan solusi kuliah untuk karyawan yang ingin memiliki kesempatan untuk kuliah sambil bekerja. Seiring dengan tuntutan gaya hidup dan fleksibilitas, sistem perkuliahan daring menjadi salah satu solusi alternatif dalam pemerataan pendidikan bagi para mahasiswa, khususnya karyawan untuk mendalami ilmu dan pengetahuan.
Perkuliahan daring tentunya harus memiliki standarisasi yang ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan dengan pengawasan lembaga pemerintah.
Manfaat
Kuliah daring atau kuliah terbuka, baik di Universitas Terbuka maupun perguruan tinggi lain yang menyelenggarakan sistem kuliah ini. Perkuliahan daring ini menjadi solusi alternatif bagi setiap karyawan/pegawai yang ingin kuliah sambil bekerja.
Dengan kuliah daring, para mahasiswa dapat memilih dan menyesuaikan jadwal perkuliahan dengan jadwalnya sendiri. Intinya, sistem kuliah daring lebih fleksibel. Selain itu, sumber materi tidak hanya didapatkan melalui materi kuliah yang telah ditetapkan sebagai sumber wajib perkuliahan. Akan tetapi, bisa juga diperoleh secara daring dengan melakukan proses menjelajah internet, penyaringan dan pengembangan wawasan mahasiswa.
Manfaat lainnya dari kuliah daring adalah hemat biaya transportasi. Yang mana ketika melaksanakan kuliah tatap muka, mahasiswa diwajibkan untuk datang ke kampus sehingga menambah biaya transportasi. Kemudian hemat waktu dan tenaga. Seringkali dalam dunia perkuliahan jeda antara satu mata kuliah dengan mata kuliah selanjutnya menyita waktu yang lama sehingga mengharuskan mahasiswa untuk menunggu di kampus.[1]
Hambatan
Mengikuti sistem perkuliahan daring juga mengandung hambatan-hambatan yang cukup signifikan. Hal ini dilihat dari sisi pembelajar dan kelengkapan proses pembelajaran.
Mahasiswa
Dengan kuliah daring, mahasiswa akan lebih sering berinteraksi dengan internet. Tidak semua data dan informasi di dunia internet itu benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Kurangnya informasi kebenaran informasi membuat mahasiswa menjadi kurang sensitif di dalam mensikapi validitas aspek keilmuannya.Selain itu, mahasiswa yang sudah terbiasa berinteraksi dengan dunia daring, tidak sedikit yang justru membuang-buang waktu ke hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan materi kuliah, misalnya, karena tertarik dengan iklan dimana informasi dan materi kuliah itu berada.
Perlengkapan
Kelengkapan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting. Kurangnya persiapan dalam hal perlengkapan proses pembelajaran dalam bentuk akses internet menjadi hal vital. Dengan kata lain, mahasiswa yang mengambil program kuliah daring secara tidak langsung telah memiliki kelengkapan akses internet yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran.