Kraft durch Freude (Jerman untuk Kuat dengan Sukacita, disingkat KdF) adalah organisasi rekreasi yang dioperasikan oleh pemerintah di Jerman Nazi.[1] KdF adalah organisasi cabang Front Buruh Jerman (Deutsche Arbeitsfront, DAF), organisasi serikat buruh nasional Jerman pada saat itu. Dibentuk sebagai alat untuk mempromosikan keunggulan Sosialisme Nasional kepada masyarakat, KdF menjadi operator pariwisata terbesar di dunia pada tahun 1930-an.[2]
KdF bertujuan menjembatani kesenjangan kelas dengan mengupayakan kegiatan rekreasi kelas menengah bisa dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat. Program ini antara lain menyediakan kapal pesiar yang bisa dinaiki oleh semua penumpang, tanpa memandang status sosial.[3] Tujuan ideologis lain yang kurang tercapai adalah untuk memajukan perekonomian Jerman dengan merangsang industri pariwisata agar bisa lepas dari kemerosotannya pada tahun 1920-an. Kebijakan ini lumayan berhasil sampai pecahnya Perang Dunia II. Pada 1934, lebih dari dua juta warga Jerman telah ikut serta dalam perjalanan wisata KdF; pada tahun 1939, jumlah yang dilaporkan mencapai angka 25 juta orang. Dengan pecahnya perang pada tahun 1939, kegiatan organisasi ini mandek, dan beberapa proyek, seperti pembangunan resor liburan Prora yang megah, tidak pernah rampung.
Kegiatan
Mulai tahun 1933, KdF menyelenggarakan kegiatan rekreasi yang terjangkau seperti konser, drama, perpustakaan, wisata sehari dan liburan.[1] Kapal-kapal besar, seperti Wilhelm Gustloff, dibuat khusus sebagai kapal pesiar KdF. KdF menghadiahi para pekerja dengan membawa mereka beserta keluarganya ke bioskop, ke taman, klub kebugaran, pendakian, kegiatan olahraga, pertunjukan film, dan konser. Meminjam program serupa milik organisasi fasis Italia, Dopolavoro, tetapi dengan program kerja yang lebih luas, KdF dengan cepat mengembangkan berbagai kegiatan, dan tumbuh menjadi salah satu organisasi negara terbesar Jerman Nazi. Statistik resmi menunjukkan bahwa pada tahun 1934, 2,3 juta orang mengikuti kegiatan liburan KdF. Pada 1938, angka ini naik menjadi 10,3 juta.[4]
Saat perang dunia berlangsung, perjalanan wisata dihentikan. Sampai saat itu, KdF telah menjual lebih dari 45 juta paket wisata dan tamasya.[5] Pada 1939, KdF mempekerjakan lebih dari 7.000 karyawan yang dibayar dan 135.000 pekerja sukarela, yang dikerahkan untuk mengelola bidang-bidang seperti olahraga, pendidikan, dan pariwisata, dengan penempatan sipir di setiap pabrik dan bengkel yang mempekerjakan lebih dari 20 orang.
Nazi berupaya menarik wisatawan dari luar negeri, tugas yang diemban oleh Hermann Esser, sekretaris Kementerian Penerangan Umum dan Propaganda (Ministerium für Volksaufklärung und Propaganda). Serangkaian brosur multibahasa dan berwarna-warni, berjudul "Deutschland", mengiklankan Jerman sebagai negara yang damai, indah, dan maju. Dalam salah satu brosur ditampilkan bos kementerian, Joseph Goebbels, menyeringai dalam serangkaian foto karnaval Cologne.[6]