Masalah serius lainnya adalah penggambaran buku pelajaran yang disepakat pemerintah terhadap Perang Dunia II, kejahatan perang Jepang, dan imperialisme Jepang pada paruh pertama abad ke-20. Kontroversi buku pelajaran sejarah tersebut telah menjadi masalah mendalam baik secara domestik maupun internasional, terutama di negara-negara yang menjadi korban Kekaisaran Jepang pada masa perang.
Disamping upaya reformasi buku pelajaran nasional, pada akhir 1990an, buku-buku pelajaran Jepang paling umum berisi rujukan terhadap Pembantaian Nanking, Unit 731, dan jugun ianfu pada Perang Dunia II,[2] seluruh masalah sejarah yang menghadapi tandangan dari kaum ultranasionalis pada masa lampau.[3] Buku pelajaran kontroversial paling terkini, Buku Pelajaran Sejarah Baru, yang diterbitkan pada 2000, ditarik oleh hampir seluruh distrik sekolah Jepang.[2]
Han, Suk Hoon (1999). Rise of nationalistic educational politics in Japan and Korea in the post-United States occupation era (Ph.D. thesis). University of Chicago.
Ijiri, Hidenori (1996), “Sino-Japanese Controversy since the 1972 Diplomatic Normalization,” in China and Japan: History, Trends, Prospects, ed. Christopher Howe (Oxford: Clarendon), 60-82.
Lind, Jennifer (2008) Sorry States: Apologies in International Politics (Ithaca: Cornell University Press).
"New History Textbook"(PDF). Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2005-09-06. Diakses tanggal 2017-02-19.(457 KB) – English translation of the controversial New History Textbook.