Kontrol orgasme, umumnya disebut sebagai edging dalam bahasa Inggris, adalah teknik seksual untuk mengontrol orgasme (menghambat atau mencegah). Teknik ini dapat dilakukan sendirian maupun bersama pasangan dengan menjaga tingkat gairah seksual yang tinggi selama periode waktu tertentu tanpa mencapai klimaks.[1] Kontrol orgasme melibatkan pasangan seks mengontrol orgasme pihak lainnya, mengontrol orgasmenya sendiri selama kegiatan seksual, maupun melalui masturbasi. Rangsangan seksual apa pun dapat digunakan untuk melakukan kontrol orgasme.[2]
Ketika orgasme terkontrol berhasil dicapai, sensasi yang dirasakan lebih hebat dibandingkan orgasme biasa. Kontrol orgasme disebut juga sebagai "masturbasi lambat".[3][4]
Teknik ini berbeda dengan edgeplay,ejakulasi dini, ejakulasi surut, atau ketidakmampuan orgasme. Edgeplay merupakan praktik seksual yang sama sekali berbeda dengan kontrol orgasme, sementara istilah lainnya merupakan kondisi medis.[5]
Selama bersetubuh atau rangsangan seksual lain dengan pasangan, salah satu pihak merangsang pihak lainnya dan dengan segera mengurangi tingkat rangsangan ketika hampir mencapai orgasme. Ingkaran seksual erotis terjadi ketika pihak yang mengontrol orgasme pihak lainnya menunda orgasme untuk memberikan tingkat tensi seksual yang lebih tinggi.[5] Ketika pihak yang mengontrol orgasme akhirnya memberikan rangsangan yang cukup, orgasme yang dihasilkan bisa lebih kuat dari biasanya karena tumpukan ketengangan dan gairah selama rangsangan tambahan.[6]
Dalam masturbasi
Ketika melakukan masturbasi mandiri, kontrol orgasme dapat meningkatkan kenikmatan seksual. Bagi wanita, pelaku masturbasi dapat mengalami rangsangan seksual langsung selama periode yang lebih lama, beserta peningkatan frekuensi dan intensitas. Bagi pria, kecepatan masturbasi bisa bervariasi untuk mencapai ujung tepat sebelum ejakulasi. Dengan melakukan kontrol orgasme, pria bisa mencapai orgasme yang lebih intens disertai volume semen yang lebih banyak ketika berejakulasi.[7]