Kompleks dewa, kompleks tuhan, atau kompleks ilah (God complex) adalah sebuah keyakinan tidak tergoyahkan yang ditandai dengan adanya peningkatan perasaan secara konsisten mengenai kemampuan, keistimewaan, atau infalibilitas pribadi.
Deskripsi
Seseorang dengan kompleks dewa dapat menolak untuk mengakui kemungkinan kesalahan atau kegagalan yang dilakukan/dialaminya, bahkan pada saat menghadapi sebuah bukti yang tidak terbantahkan, masalah yang sulit dipecahkan, atau tugas yang mustahil untuk dikerjakan. Orang dengan kompleks dewa juga mempunyai pandangan yang sangat dogmatis, yang berarti ketika orang dengan kompleks dewa tersebut menyampaikan pandangannya mengenai suatu hal, maka pendapat pribadinya tersebut seolah-olah tidak diragukan lagi kebenarannya. Seseorang dengan kompleks dewa dapat menunjukkan sikap tidak peduli terhadap konvensi dan tuntutan masyarakat, dan mereka mungkin meminta hak istimewa atau pertimbangan khusus kepada masyarakat.[1]
Kompleks dewa bukan merupakan istilah klinis atau gangguan yang dapat didiagnosis, dan tidak muncul dalam manual gangguan mental diagnostik dan statistik (Diagnostic dan Statistic Manual of Mental Disorders - DSM).
Orang yang pertama kali menggunakan istilah 'kompleks dewa' ialah Ernest Jones (1913-51).[2] Keterangan yang dibuatnya, setidaknya di halaman isi dari esai di bidang psiko-analisis terapan (Applied Psycho-Analysis), menjelaskan bahwa kompleks dewa ialah keyakinan yang mempercayai bahwa seseorang itu merupakan seorang dewa atau tuhan.[3]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
- McLemee.com - The Shrink with a God Complex Ronald Hayman Newsday (April 22, 2001)
- News-Service.Stanford.edu - Did Caligula have a God complex? Stanford, Oxford archaeologists find evidence that depraved tyrant annexed sacred temple, John Sanford (September 10, 2003)