Klinik Kesehatan Mental Lafargue atau lebih dikenal dengan Klinik Lafargue merupakan klinik kesehatan mental yang berlokasi di Harlem, Manhattan, New York. Nama klinik ini diambil dari nama Paul Lafargue, seorang dokter asal Prancis, dan disetujui oleh psikiater Jerman-Amerika, Fredric Wertham yang saat itu menyadari buruknya layanan kesehatan mental bagi orang kulit hitam di New York. Klinik ini beroperasi dari tahun 1946 hingga 1958 di ruang bawah tanah Gereja Episkopal St. Philip berkat bantuan Richard Wright dan Ralph Ellison, serta komunitas dan anggota gereja. Para staf merupakan sukarelawan yang berada di bawah bimbingan langsung oleh dokter Wertham dan Hilde Mosse. Menurut sejarah, klinik ini menjadi klinik pertama yang menyediakan layanan kesehatan psikiatri dengan biaya rendah kepada orang miskin, terutama bagi orang kulit hitam yang tidak mampu membayar biaya rumah sakit di New York atau yang menjadi korban rasisme oleh dokter dan staf di rumah sakit lain.
Meskipun klinik tersebut hanya beroperasi selama 12 tahun, pengalaman Wertham dan Mosse selama di Lafargue dikutip dalam keputusan pengadilan untuk mengintegrasikan sekolah-sekolah di Wilmington, Delaware, serta putusan Brown v. Board of Education, yang memutuskan bahwa pemisahan sekolah orang berkulit hitam dan putih mencermikna sikap yang tidak konstitusional. Wertham juga menggunakan studi kasus selama ia di Klinik Lafargue dalam tulisannya tahun 1954 berjudul Seduction of the Innocent, yang mengutarakan bahwa buku komik dapat menyebabkan kenakalan remaja.[2]
Latar Belakang
Rencana pembangunan Klinik Lafargue dimulai pada tahun 1942, ketika Fredric Wertham selaku kepala psikiater di Rumah Sakit Umum Queens melakukan pertemuan dengan Ralph Ellison, yang menolak untuk bergabung dalam tentara Jim Crow, untuk kunjungan psikiatri yang dimaksudkan untuk menemukan alasan pembatalan rancangan pemberitahuan Ellison. Rapat tersebut diatur oleh Richard Wrigh sebagai orang yang terpandang dari Harlem. Pada September 1946, setelah klinik berdiri, Wright menulis sebuah artikel dalam majalah Free World berjudul Psychiatry Comes to Harlem, yang menjelaskan keadaan layanan kesehatan mental yang buruk bagi orang kulit hitam di New York. Beberapa paragrafnya menyatakan bahwa sebanyak 400.000 masyarakat Harlem yang berkulit hitam menyumbang 53% kasus kenakalan remaja di Manhattan, yang memiliki populasi sebanyak 1.600.000 orang kulit putih. Meskipun secara teori orang kulit hitam memiliki akses untuk konsultasi ke psikiatri, bantuan tersebut benar-benar tidak ada, karena alasan diskriminasi terhadap orang Negro di hampir semua rumah sakit dan klinik di Kota New York. Dan juga, tidak mungkin bagi pekerja magang Negro untuk masuk ke rumah sakit untuk menerima pelatihan psikiatris mereka.
Wright mencatat bahwa Wertham telah lama menyadari layanan psikiatri untuk orang kulit hitam yang jauh di bawah standar, dan menurutnya, psikiatri merupakan akses untuk semua orang tanpa terkecuali. Wertham juga sempat mengajukan petisi kepada walikota Fiorello La Guardia untuk membuat fasilitas psikiatri preventif di Harlem untuk jangka waktu sepuluh tahun namun ditolak. Hal ini kemudian membuat ia semakin skeptis terhadap layanan perawatan kesehatan mental di kota untuk pasien berkulit hitam.
Pendirian
Ralph Ellison menyampaikan ide klinik tersebut kepada Uskup Sheldon Hale, pendeta di Gereja Episkopal St. Philip, yang setuju untuk menempatkan klinik di dua ruangan basemen rumah paroki, dan dinamai berdasarkan nama dokter asal Prancis, Paul Lafargue. Klinik secara resmi dibuka pada 8 Maret 1946 dan melayani pasien dari pukul 6 hingga 8 setiap Selasa dan Kamis. Menurut Dennis Doyle, sejarawan medis dan pakar Lafargue, klinik tersebut mendapatkan permintaan kebutuhan medis yang besar sehingga daftar tunggu pasien masih penuh pada tahun-tahun terakhir penutupan.
Staf klinik terdiri dari berbagai golongan dengan latar belakang profesional yang telah diakui, diantaranya para psikiater, pekerja sosial dan psikolog, serta guru dan mahasiswa psikologi.
Fasilitas klinik melayani 70% orang dewasa dan 30% anak-anak (psikiater lainnya secara progresif membuka fasilitas khusus anak-anak di Harlem pada tahun 1946 yang disebut Northside Center). Dennis Doyle memandang klinik tersebut sebagai kombinasi pendekatan klinis baru antara konsep psikiatri sosialdengan race-blind universalism (artinya dokter membuat penyesuaian dalam diagnosis mereka untuk konsepsi biologis ras, tidak seperti dokter pada umumnya saat itu). Wertham berkata bahwa tujuan mereka bukan untuk meneliti orang kulit hitam, tetapi untuk memperlakukan mereka seperti manusia pada umumnya.[10]
Kegiatan Operasional
Klinik Lafargue hanya menyediakan layanan psikoterapi, yang mana tidak memiliki otoritas untuk mengobati penyakit psikosis atau penyakit otak lainnya. Namun, mereka dapat mengobati neurosis ringan dan gangguan emosional, serta sering merujuk pasien mereka ke rawat inap yang lebih baik. 21% pasien dewasa selama perawatan didiagnosis dengan psikosis, dan mereka juga mampu mendeteksi cacat mental serta gangguan yang sebelumnya tidak terdiagnosis.
Ketika pasien didiagnosis penyakit otak yang serius, para dokter akan merujuk pasien mereka ke rumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan medis yang layak. Sebanyak 12% pasien Lafargue tercatat menerima perawatan rawat inap di rumah sakit lain di kota setelah mendapat rujukan. Dalam beberapa kasus, pasien yang menerima rujukan akan ditindaklanjuti hanya dengan pengobatan, dan tidak disertai perawatan lain. Salah satu pasien wanita bernama Rachel, pernah tercatat sebagai pasien pertama yang mendapat rujukan oleh Klinik Lafargue. Ia dirujuk oleh dokter Hilde Mosse ke klinik ginekologi di luar Harlem untuk mengobati menoragia (perdarahan vagina yang berlebihan). Pasien lain bernama Chris, seorang remaja migran dari Selatan, dirawat karena mengidap darah buruk (bad blood), sebutan di daerah Selatan untuk sifilis. Ia dirujuk ke klinik medis setempat untuk menjalani operasi tulang belakang; tetapi ia dan ibunya melewatkan janji rujukan dan mengakhiri sesi konseling mereka di Lafargue karena rasa sakit dari prosedur tersebut.
Selain itu, Klinik Lafargue berfungsi sebagai kantor kesejahteraan sosial yang menjadi penghubung kepada masyarakat dan kantor kesejahteraan, juga menjadi tuan rumah dalam rangkaian salah satu kegiatan organisasi Alcoholics Anonymous. Bagi Wertham dan Mosse, perbaikan kondisi sosial di Harlem akan meredakan kecemasan utama sepertiga pasien mereka.
Penolakan dan penutupan
Pada tahun 1954, Negara Bagian New York menandatangani Undang-Undang Layanan Kesehatan Jiwa Masyarakat, serta membentuk dewan kesehatan mental di kota-kota dengan lebih dari 50.000 penduduk. Tujuannya adalah mengalokasikan anggaran negara untuk meyediakan layanan kesehatan mental berlisensi. Northside Center yang melayani anak-anak kulit hitam, menerima anggaran sebesar $72.000 (setara dengan $337.722 pada tahun 2017), sementara Klinik Lafargue pendanaannya tidak disetujui. Hal ini diakibatkan karena adanya isu Fredric Wertham yang dianggap mementingkan diri sendiri serta penentangannya terhadap ortodoksi psikiatris. Padahal, menurut Gabriel Mendes, penulis Under The Strain of Color: Harlem's Lafargue Clinic and the Promise of an Antiracist Psychiatry, Klinik Lafargue memenuhi kriteria pengembangan yang dimaksud dalam Undang-Undang Layanan Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Selain itu, Pdt. Bishop, yang awalnya memberikan ruang bagi klinik dan merupakan salah satu doantur utamanya, pensiun dari pelayanan pada tahun 1957. Penggantinya adalah seorang lulusan Universitas Columbia, M. Moran Weston. Ia mengubah rumah paroki menjadi pusat pelayanan masyarakat dan program kesehatan yang dipimpin oleh anggota jemaat Gereja St. Philip. Mendes juga mengemukakan bahwa inisiatif Moran Weston sedikit bersimpangan dengan Wertham dan Kliniknya. Ia lebih mengarahkan perubahan untuk menempatkan kebutuhan kesehatan masyarakat Harlem berpusat di tangan profesional kulit hitam. Tanpa dibantu kuasa hukum mereka serta dengan hilangnya pendanaan utama mereka penutupan klinik menjadi tak terelakkan.
Karena pergantian kepemimpinan di Gereja St. Philip's serta beberapa staf klinik terserang penyakit dan sebagian lainnya ada yang meninggal, Klinik Lafargue membuka jadwal operasional terakhirnya pada 1 November 1958. Selama tiga belas tahun beroperasi mereka telah melayani sebanyak 1.389 pasien.
Warisan
Wertham dan buku komik
Meskipun Wertham berperan penting dalam advokasi, yayasan, dan operasi Klinik Lafargue, ia tetap dikenal karena kecamannya yang mengkhawatirkan peredaran buku komik. Ia menuliskan temuannya tentang pengaruh negatif dan patologis buku komik terhadap anak-anak dalam karyanya berjudul Seduction of the Innocent tahun 1954.Banyak studi kasus Wertham dan referensi anekdotal yang diambil berdasarkan pengalamannya ketika di Lafargue dan di Rumah Sakit Umum Queens. Dalam artikel pada Saturday Review of Literature tahun 1949 berjudul The Comics...Very Funny!, Wertham merujuk lima kasus kenakalan remaja yang ia tangani di Klinik Lafargue sebagai cara untuk membuktikan pengaruh buruk buku komik.[21]
Menentang pemisahan sekolah
Pada awal 1950-an, Pertahanan Hukum dan Dana Pendidikan NAACP (LDEF) mulai mencari fakta lapangan bahwa sekolah Jim Crow merugikan anak-anak kulit hitam. Seorang ahli hukum, Jack Greenberg, yang tergabung dalam LDEF pada tahun 1949, membawa gagasan untuk mengusut kesaksian ilmuwan sosial kepada sesama pengacara dan pengawas di LDEF. Ia meyakini bahwa hasil upaya tersebut akan memberi kesempatan yang besar dalam menantang program pemisahan sekolah. LDEF berhasil menantang pemisahan pendidikan tinggi dalam kasus Sweatt v. Painter dan McLaurin v. Oklahoma State Regents, tetapi saat ini sedang berusaha menggulingkan doktrin terpisah tetapi setara yang masih berlaku pada keputusan pengadilan Plessy v. Ferguson. Kasus yang meminta bantuan LDEF dari staf Lafargue adalah kasus Belton v. Gebhart, yang bersama dengan kasus gabungannya Bulah v. Gebhart menjadi salah satu dari lima kasus yang digabungkan ke dalam tinjauan Brown v. Board of Education.
Kekhawatiran akan penolakan dari pengadilan konservatif terhadap tes boneka (the doll tests) psikolog kulit hitam Kenneth dan Mamie Clark, Greenberg mencari bukti yang lebih pasti dan akhirnya mengundang Fredric Wertham untuk bersaksi atas nama NAACP. Dalam bukunya, Greenberg memuji kesaksian Wertham untuk kasus Belton v. Gebhart karena membuat pemisah masalah kesehatan masyarakat. Setelah mempertimbangkan anak-anak di Delaware baik kulit hitam maupun putih, Wertham bersaksi bahwa pemisahan sekolah yang berlaku di Negara Bagian Delaware berpengaruh buruk terhadap perkembangan kesehatan anak-anak.[24]
Setelah mendengar kesaksian Fredric Wertham, Hakim Collins J. Seitz secara efektif membatalkan undang-undang pemisahan Delaware dan memerintahkan integrasi sekolah-sekolah negara bagian, meskipun keputusan tersebut bertentangan dengan konstitusi negara. Setelah kasus Brown v. Board selesai, Thurgood Marshall menulis surat kepada Fredric wertham atas kesaksiannya dalam kasus Delaware. Dalam suratnya ia mengungkapkan terima kasihnya karena telah berperan dalam keputusan yang diambil Mahkamah Agung terhadap pemisahan sekolah-sekolah di Delaware serta mengingatkan dampak dari pemisahan sekolah-sekolah tersebut.
Seiring waktu, Wertham merasa bahwa terlalu banyak perhatian diberikan pada tes boneka (the doll tests), daripada studi klinis Klinik Lafargue. ia mengatakan bahwa keputusan The Brown v. Board tidak didasarkan pada permainan boneka primitif yang tidak penting, tetapi pada studi klinis yang hati-hati oleh kelompok psikiater, psikolog, guru, dan pekerja sosial dari Klinik Lafargue.
Tanggapan dari sejarawan
Sejarawan medis Dennis Doyle memberi kesan kepada Klinik Lafargue, bahwa klinik tersebut lahir dari interaksi kompleks masyarakat, pemimpin Harlem, dan psikiater yang progresif. Doyle juga memuji kemampuan klinik untuk menanggapi kebutuhan sosial dan medis pasien dari lingkungan Harlem yang bermasalah.
Gabriel Mendes, seorang penulis buku pengobatan klinik, mencatat bahwa sistem yang dirancang Wertham dan rekan-rekannya di Lafargue berhasil membangun kerangka kerja untuk menangani penyakit sosial di masyarakat dan selangkah lebih maju dibanding isnstansi kesehatan mental lainnya pada saat itu. menurutnya, Klinik Lafargue menjadi situs kunci dalam pertempuran untuk menghapus perbedaan yang terjaid di masyarakat Amerika."
Referensi
Daftar pustaka
- Wright, Richard (September 1946). Psychiatry Comes to Harlem. Free World.
Pranala luar