Klenteng Boen Bio adalah "benteng terakhir pertahanan" agama Konghucu di Surabaya.
Awalnya klenteng ini bernama Boen Thjiang Soe, berdiri pada tahun 1883, terletak di Jalan Kapasan 131, Surabaya.[1]
Kuil yang megah untuk ukuran kala itu sangat sayang bila tempatnya di dalam kampung.[1] Tahun 1903 Kang You Wei, seorang reformis Tiongkok, berkunjung di kuil ini dan mengusulkan untuk memindahkannya di pinggir jalan. Setelah mendapat sumbangan tanah seluas sekitar 500 m2 dari Mayor The Toan Ing maka pengurus lalu memulai pembangunan dan relokasi. Biayanya ditutup dari derma serta sumbangan uang hasil denda yang diperoleh para saudagar Tionghoa yang memenangkan perkara dari HVA (Handels Vereeniging Amsterdam) di pengadilan. Pemugaran kembali akhirnya selesai tahun 1906 dan menjadi Boen Bio. Nama para dermawan tertulis dalam prasasti yang menempel di bangunan Boen Bio. Boen (bahasa Fujian), Wen (bahasa Mandarin) atau Van (bahasa Vietnam) berarti Sastra/budaya. Dan Bio (bahasa Fujian), Miao (bahasa Mandarin) dan Mieu (bahasa Vietnam) adalah kuil/klenteng. Jadi Boen Bio / Wen Miao / Van Mieu adalah Kuil Kesusastraaan.