Klausa merupakan satuan gramatikal berupa kelompok kata berkonstruksi predikatif yang terdiri atas subjek dan predikat dengan atau tanpa objek, pelengkap, atau keterangan dan berpotensi menjadi kalimat[1][2][3][4]. Namun, dalam realisasi pemakaian bahasa, kehadiran unsur subjek bisa tidak tampak secara eksplisit (jelas) dan hanya unsur predikat yang hadir, tergantung pada kaidah yang berlaku pada setiap bahasa[5]. Hal ini umum dalam bahasa bersubjek nol. Sebuah kalimat paling sederhana terdiri dari satu klausa, sedangkan kalimat yang lebih rumit terdiri dari beberapa klausa.
Klausa sering kali dikontraskan dengan frasa. Sebuah kumpulan kata dikatakan sebagai klausa apabila ia mempunyai predikat dan sebuah subjek, sementara sebuah frasa berisi kata kerja tanpa subjek atau berisi subjek tanpa predikat. Sebagai contoh, kalimat “Aku tidak tahu kalau kamu membuat lukisan itu,” adalah klausa dan sebuah kalimat penuh, sedangkan lukisan itu dan membuat lukisan itu adalah frasa. Ahli bahasa masa kini tidak membuat perbedaan seperti itu; mereka menerima ide akan klausa nonfinitif, klausa yang diatur di sekitar kata kerja infinitif.
Ciri-ciri Klausa
Klausa juga seringkali dianggap sebagai kalimat, sehingga banyak yang sulit membedakan antara klausa dan kalimat. Adapun ciri-ciri klausa[6] adalah sebagai berikut:
- Tidak terdapat unsur suprasegmental, seperti, tanda koma (,), tanda titik (.), tanda seru (!), ataupun tanda tanya (?)
- Memiliki satu predikat
- Sekurang-kurangnya terdiri subjek dan predikat
- Terkadang dilengkapi dengan objek, pelengkap, atau keterangan
Dari ciri-ciri klausa tersebut, dapat disimpulkan bahwa klausa bukanlah sebuah kalimat, tetapi memiliki potensi untuk berdiri sebagai kalimat[7], sehingga kalimat pasti mengandung klausa yang terdiri atas sekurang-kurangnya satu klausa.
Jenis Klausa
Klausa dapat dibedakan berdasarkan kategorinya[6], yakni a) kelengkapan strukturnya, b) kata negatif yang dipergunakan, c) jenis kata yang menduduki predikat, dan d) kedudukannya dalam kalimat.
- Klausa berdasarkan kelengkapan strukturnya terdiri atas klausa lengkap dan klausa taklengkap.
- Klausa berdasarkan penggunaan kata negatif terdiri atas klausa positif dan klausa negatif.
- Klausa berdasarkan jenis kelas kata dalam predikat terdiri atas klausa nomina, klausa verba, klausa adjektiva, klausa numeralia, dan klausa preposisi.
- Klausa berdasarkan kedudukannya dalam kalimat terdiri atas klausa dependen (klausa terikat) dan klausa independen (klausa bebas). Sebuah klausa independen (klausa bebas) dapat berdiri sendiri dan berpotensi menjadi sebuah kalimat[2][8], sedangkan klausa dependen (klausa terikat) harus terhubung dengan klausa lainnya. Klausa independen dapat berupa anak kalimat atau kalimat yang setara dengan klausa yang lainnya.
Referensi
- ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-04-24.
- ^ a b Kridalaksana, Harimurti (2009). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 85–86. ISBN 978-979-22-3570-8.
- ^ Moeliono, Anton M. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 410. ISBN 9789790692633.
- ^ Siminto (2013). Pengantar Linguistik (PDF). Semarang: Cipta Prima Nusantara. hlm. 47. ISBN 978-6028-0549-1-0.
- ^ Supriyadi (2014). Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press. hlm. 6. ISBN 978-979-1340-62-5.
- ^ a b Permatasari, Indri Anatya (2020). Modul Pembelajaran SMA Bahasa dan Sastra Indonesia (PDF). Jakarta: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN. hlm. 9; 13–16.
- ^ Yudhistira (2022-03-28). "Klausa Relatif: Kepingan yang Berguna | Narabahasa". Diakses tanggal 2022-04-26.
- ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-04-26.