Klasifikasi Folk adalah sistem pengelompokan gamping yang dibuat oleh Folk pada tahun 1959. Dalam klasifikasi ini, gamping dikelompokkan menjadi tiga komponen utama, yaitu alokem atau butiran, mikrit atau matriks, dan sparit atau semen. Klasifikasi Folk dilandasi oleh kandungan dan persentase alokem, pemilahan komponen dan kebundaran butiran gamping. Kelompok alokem dibagi menjadi 4 kelompok yaitu peloid, ooid, bioklas, intraklas. Sedangkan kelompok pemilahan dibagi berdasarkan keberadaan dan kelimpahan unsur alokem. Berdasarkan persentase alokem, klasifikasi Folk membagi dan menandainya dengan akhiran yang menandakan jumlah alokem bioklas yaitu fosilan (1–10%), jarang (10–50%), dan teronggok (>50%). Berdasarkan pemilahan ada tidaknya alokem, klasifikasi Folk membagi gamping menjadi lima kelompok utama, yaitu alokem sparit, alokem mikrit, batugamping mikrit, dismikrit, dan biolitit. Sementara itu, berdasarkan jenis dan kelimpahan alokem, pengelompokan gamping menjadi intrasparit, oosparit, biosparit, pelsparit, intramikrit, oomikrit, biomikrit, dan pelmikrit. Ciri khusus dari klasifikasi Folk adalah penamaan gamping yang meletakkan kependekan jenis alokem sebagai nama depan, sedangkan nama belakang dinamai berdasarkan kelimpahan sparit atau mikrit. Pada alokem yang berukuran >2 mm, klasifikasi Folk secara khusus menamai gamping dengan istilah "rudit".[1]
Referensi
- ^ Maryanto, Sigit (2017). Mikrofasies Batugamping: Studi Batugamping Paleogen-Neogen di Indonesia Bagian Barat. Jakarta: LIPI Press. hlm. 38. ISBN 978-979-799-883-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-13. Diakses tanggal 2021-09-13.