Kelenteng Hok An Kiong sering disebut dengan kelenteng Muntilan karena terletak pada Jl. Pemuda No.100, Balerejo, Muntilan, Kab. Magelang. Nama Hok An Kiong merupakan gabungan dari dari kata hok yang artinya rezeki, an artinya selamat, dan kiong berarti istana. Sehingga kelenteng Hok An Kiong memiliki arti istana yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan.[1]
Didirikan pertama kali pada tahun 1878 bersebelahan dengan Pasar Muntilan. Tetapi, pada tahun 1906 kelenteng dipindahkan ke utara Jalan Pemuda atau tepatnya lokasi kelenteng saat ini. kelenteng memiliki luas 3.120 m². Bangunan utamanya digunakan sebagai tempat ibadah. Pada bangunan utama terdapat ruang utama untuk melakukan upacara, terdapat pula balai/teras, dan juga pagar utama untuk masuk ke dalam bangunan utama.[1]
Keadaan bangunan
Luas bangunan utama 299, 25 m² dengan panjang 28,5 m, lebar 10,5 m. Dinding bangunan utama adalah tembok dan kerangka kayu. Atap pada bangunan utama berbentuk pelana ujung melengkung ke atas membentuk parabola. Penutup atap dari genting berglasir warna coklat.[1]
Pada ruang utama terdapat 3 hiasan berupa manusia penggambaran dewa. Sedangkan di balai ditempatkan bedug dan lonceng yang berfungsi sebagai sarana penanda mulainya sembahyang. Pada tiang pagar pada pintu masuk halaman sisi dalam terdapat prasasti bertuliskan ”ANNO 11 – 5 – 1929”. Prasasti ini diduga merupakan penanda telah selesainya penyempurnaan kelenteng Hok An Kiong. Pada bagian sisi timur pagar terdapat sebuah pagoda kecil yang berfungsi sebagai tempat untuk membakar toa kim yang digunakan setelah bersembahyang. Toa kim yaitu uang emas atau kertas sembahyang yang merupakan salah satu sarana dalam peribadahan.[1]
Keunikan
Salah satu keindahan yang terdapat pada kelenteng adalah adanya hiolo atau gentong abu untuk menancapkan dupa ketika sembahyang. Hiolo biasanya diletakkan pada pintu masuk. Hiolo yang ada pada kelenteng Hok An Kiong terbuat dari perunggu berlapis kuningan dengan berat mencapai 5,8 ton.[2]
Selanjutnya adalah adanya foto Presiden Indonesia keempat yaitu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang terpasang di altar kelenteng ini. Foto diberikan oleh MWC NU pada ulang tahun NU ke-96. Ruangan tempat foto Gus Dur juga dijadikan tempat berdoa dan diberikan sesajen.[3]
Rujukan
^ abcdBPCB Jateng (24 Maret 2014). "Klenteng Hok An Kiong". Kebudayaan Kemdikbud. Diakses tanggal 27 Juli 2024.