Kecanduan seks internet, juga dikenal sebagai kecanduan seks dunia maya, telah diusulkan sebagai kecanduan seksual yang ditandai dengan aktivitas seksual maya melalui internet yang menyebabkan konsekuensi negatif yang serius terhadap kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan/atau keuangan seseorang.[1][2] Gangguan ini juga dapat dianggap sebagai bagian dari gangguan kecanduan internet.[3] Kecanduan seks internet memanifestasikan berbagai perilaku: membaca cerita erotis; melihat, mengunduh, atau memperdagangkan pornografi daring; aktivitas daring di ruang obrolan fantasi dewasa; hubungan seks di dunia maya; masturbasi saat terlibat dalam aktivitas daring yang berkontribusi pada gairah seksual seseorang; pencarian pasangan seksual luring dan informasi tentang aktivitas seksual.[3][4][5][6]
Kecanduan seks internet dapat memiliki beberapa penyebab menurut American Association for Sex Addition Therapy. Penyebab pertama adalah keterikatan fisiologis saraf yang terjadi selama orgasme bisa memperkuat dan melampirkan gambar atau skenario menjadi perilaku adiktif secara bersamaan. Kedua, cacat psikologis seperti pengabaian, ketidakpentingan atau kurangnya keterikatan yang tulus terkadang menyebabkan perilaku kecanduan seks sebagai pengalihan. Ketiga, pecandu seks internet mungkin memiliki ketidakseimbangan kimia dalam tumbuhnya akibat depresi berat, gangguan bipolar, atau gangguan manik depresif.[7] Pecandu seks siber mungkin juga mengalami anoreksia keintiman karena bagi mereka dunia maya terasa lebih nyaman daripada hubungan di dunia nyata.
^Laier, C.; Pawlikowski, M.; Pekal, J.; Schulte, F. P.; Brand, M. (2013). "Cybersex addiction: Experienced sexual arousal when watching pornography and not real-life sexual contacts makes the difference". Journal of Behavioral Addictions. 2 (2): 100–107. doi:10.1556/JBA.2.2013.002. PMID26165929.
Delmonico, David L.; Griffin, Elizabeth J. (2010). "Cybersex Addiction and Compulsivity". Dalam Young, Kimberly S.; de Abreu, Cristiano Nabuco. Internet Addiction: A Handbook and Guide to Evaluation and Treatment. John Wiley and Sons. hlm. 113–134. ISBN978-0-470-55116-5.
Delmonico, David L. (2002). "Sex on the superhighway: Understanding and treating cybersex addiction". Dalam Carnes, P. J.; Adams, K. M. Clinical Management of Sex Addiction. New York, NY: Taylor & Francis. hlm. 239–254.
Delmonico, David L.; Griffin, Elizabeth J.; Carnes, P. J. (2002). "Treating online compulsive sexual behavior: When cybersex becomes the drug of choice.". Dalam Cooper, A. Sex and the Internet: A Guidebook for Clinicians. New York, NY: Taylor & Francis. hlm. 147–167.
Schwartz, Mark F.; Southern, Stephen (2000). "Compulsive Cybersex: The New Tea Room". Sexual Addiction & Compulsivity: The Journal of Treatment & Prevention. 7 (1–2): 127–144. doi:10.1080/10720160008400211.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Schneider, Jennifer P. (2000). "Effects of cybersex addiction on the family: Results of a survey". Sexual Addiction & Compulsivity: The Journal of Treatment & Prevention. 7 (1–2): 31–58. doi:10.1080/10720160008400206.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Orzack, Maressa Hecht; Rossb, Carol J. (2000). "Should Virtual Sex Be Treated Like Other Sex Addictions?". Sexual Addiction & Compulsivity: The Journal of Treatment & Prevention. 7 (1–2): 113–125. doi:10.1080/10720160008400210.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Delmonico, David L. (1997). "Cybersex: High tech sex addiction". Sexual Addiction & Compulsivity: The Journal of Treatment & Prevention. 4 (2): 159–167. doi:10.1080/10720169708400139.