Kebohongan dalam pandangan Islam
KedudukanDalam Islam, kebohongan merupakan suatu bentuk pengingkaran yang sifatnya tidak baik untuk dikerjakan. Kebohongan menjadi salah satu tindakan yang tidak memperoleh rida Allah untuk dilakukan.[1] Kebohongan merupakan salah satu tindakan yang tidak mulia bagi seorang muslim. Tindakan ini dapat dilakukan oleh muslim dalam berbagai tingkatan usia.[2] Ajaran Islam menetapkan prinsip untuk tidak melakukan kebohongan sebagai bagian dari perilaku. Sebaliknya, Islam mengutamakan kejujuran sebagai bagian dari perilaku. Kejujuran diyakini sebagai awal dari kebaikan dengan ganjaran akhir berupa surga. Sementara kebohongan diyakini menjadi awal dari dosa dan keburukan dengan anjaran akhir berupa neraka.[3] JenisKebohongan atas nabiSalah satu bentuk kebohongan atas nabi adalah hadis palsu. Jenis kebohongan ini memberikan dampak langsung kepada syariat Islam sehingga periwayatannya harus menyertakan keterangan kepalsuan dan keburukannya. Keterangan tersebut harus diberikan baik saat menjelaskan tentang pahala dan hukuman, kisah, serta hukum.[4] BentukMimpiMimpi yang merupakan kebohongan dilakukan oleh orang yang suka berbohong ketika dalam keadaan sadar. Karena kebenaran perkataan seseorang dalam mimpi sangat dipengaruhi oleh kebenaran perkataannya dalam keadaan sadar.[5] Berita bohongBerita bohong merupakan suatu tindakan yang tidak dibenarkan untuk dilakukan. Allah menjelaskan tentang berita bohong dalam Surah An-Nur Ayat 11. Dalam ayat ini, Allah memulai dengan pernyataan bahwa berita bohong itu disampaikan oleh manusia kepada sesamanya. Namun, pelaku penyebar berita bohong telah berbuat dosa dan akan menerima akibatnya. Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan bahwa penyebar utama dari berita bohong akan memperoleh azab.[6] DampakMemperburuk citra perdaganganIslam mengajarkan untuk tidak melakukan kebohongan apapun dalam urusan bisnis.[7] Karena kebohongan merupakan salah satu tindakan yang paling umum dalam memperburuk citra perdagangan. Keterangan ini diperoleh dalam beberapa ayat dalam Al-Qur'an, antara lain Surah Al-An’am Ayat 152, Surah Al-Mutaffifin Ayat 1–3, Surah Al-Anfal Ayat 56 dan 58.[8] HikmahKebohongan merupakan perbuatan yang dilakukan oleh individu manusia kepada individu manusia lainnya. Terjadinya kebohongan di Bumi atas seizin Allah. Allah menjadikan kebohongan sebagai pelajaran bagi manusia untuk menjadi pribadi yang baik. Karena pada dasarnya, manusia yang menjadi korban dari kebohongan orang lain selalu menuntut hak yang dimilikinya akibat kebohongan tersebut. Tuntutan ini kemudian akan mengarah ke permusuhan dan perselisihan.[9] NubuatKebohongan merupakan salah satu tanda akhir zaman berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Hadis ini menyatakan bahwa pada akhir zaman, kebohongan akan terjadi selama beberapa tahun. Pada akhir zaman, para pendusta menjadi dipercaya. Sebaliknya para orang jujur didustai. Selain itu, pada masa ini para pengkhianat diberi amanah. Sementara orang yang amanah dikhianati.[10] Referensi
|