Kebangkitan nasional Armenia berlangsung pada masa ketika kelompok-kelompok non-Turki lainnya di Kesultanan Utsmaniyah juga mulai mengembangkan gagasan nasionalisme. Peristiwa ini terjadi ketika Utsmaniyah mencoba melancarkan program reformasi Tanzimat dan mengembangkan gagasan Osmanisme pada Era Konstitusional Pertama.
Pada tahun 1863, setelah ditetapkannya Konstitusi Nasional Armenia, "Majelis Nasional Armenia" mengambilalih wewenang atas urusan duniawi dari Gereja Armenia. Di kalangan elit Armenia, muncul gagasan republikanisme yang ingin menggantikan monarki absolut yang merupakan sistem pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah. Di antara orang-orang Armenia sendiri terjadi perdebatan mengenai apakah sebaiknya Armenia menjadi republik yang merdeka atau cukup menjadi wilayah otonom di Kesultanan Utsmaniyah. Sementara itu, orang-orang Armenia Utsmaniyah yang mendapat pendidikan di Eropa mulai membentuk organisasi-organisasi, seperti 'Pelindung Tanah Air' (1881) yang didirikan di Erzurum. Organisasi ini kemungkinan terpengaruh oleh gagasan Revolusi Prancis dan Yunani, karena semboyan mereka adalah "Merdeka atau Mati".[1]
Gerakan pembebasan nasional Armenia mulai mendapat momentum setelah pendirian organisasi Federaso Revolusioner Armenia, Partai Hunchak Demokrat Sosial, dan Armenakan (belakangan diganti namanya menjadi Ramgavar).[2] Partai Hunchak ingin merdeka dari Kesultanan Utsmaniyah, sementara Federasi Revolusioner Armenai menginginkan otonomi untuk wilayah yang dihuni oleh orang Armenia di Kesultanan Utsmaniyah, tetapi belakangan mereka juga ingin mendirikan negara Armenia.
Catatan kaki