Kebangkitan Nasional Albania (bahasa Albania: Rilindja Kombëtare) (juga dikenal sebagai Renaisans Nasional atau Kebangunan Nasional), mengacu kepada periode dalam sejarahAlbania dari tahun 1870 hingga deklarasi kemerdekaan pada tahun 1912. Para aktivisnya disebut Revivalis (bahasa Albania: Rilindas).[1][2]
Kebangkitan Nasional dimulai pada pertengahan abad ke-19 dan berlangsung hingga tahun 1912, ketika bangsa Albania menyatakan pembentukan sebuah negara Albania merdeka, yang mencakup wilayah Albania sekarang dan wilayah sekitarnya.[3] Pada 20 Desember 1912, Konferensi Duta Besar di London mengakui sebuah negara Albania merdeka dengan batas-batasnya yang sekarang.[4]
Setelah jatuhnya Eyalet Yanina, kekuatan dan pengaruh bey Albania telah memudar. Bey yang tersisa berusaha mengembalikan kekuasaan mereka.[5] Sebuah pertemuan diadakan di Berat pada tahun 1828. Dalam konvensi ini, para pemimpinnya adalah Ismail Bey Qemali, Zylyftar Poda, dan Shahin bej Delvina. Kekaisaran Utsmaniyah mencoba mencegah kebangkitan para bey lokal, yang menunjukkan ancaman terhadap kekuasaan terpusat. Pada tahun 1830, Gerbang Agung mengirim pasukan ekspedisi militer di bawah komando Reşid Mehmed Pasha untuk menekan para bey Albania setempat. Mendengar berita kedatangan pasukan Utsmaniyah, tiga pemimpin lokal yang paling kuat, Zylyftar Poda, didampingi oleh sisa-sisa faksi Ali Pasha, Bey Veli (yang basis kekuasaannya berada di sekitar Yannina), dan Bey Arslan, bersama dengan yang lainnya yang agak lemah, mulai mempersiapkan pasukan mereka untuk menahan kemungkinan serangan Utsmaniyah.[5] Menyadari kegentingan situasi dan bahaya pemberontakan umum, Reşid Mehmed Pasha mengundang para bey Albania ke sebuah pertemuan dengan dalih bahwa mereka akan diberi imbalan atas kesetiaan mereka kepada Gerbang Agung.[6] Namun para bey ini seluruhnya dibunuh beserta dengan para pengawal mereka.[5]
Eyalet Albania terakhir yang akan jatuh adalah Eyalet Scutari. Kekuasaan dinasti Bushati berakhir ketika tentara Utsmaniyah di bawah Mehmed Reshid Pasha mengepung Kastel Rozafa dan memaksa Mustafa Reshiti untuk menyerah (1831).[7] Kekalahan Albania tersebut mengakhiri aliansi yang direncanakan antara para bey Albania dengan bangsawan Bosnia, yang juga mencari otonomi.[8] Sebagai pengganti eyalet, vilayetScutari dan Kosovo dibentuk.