Katak-pohon berjumbai
Katak pohon berjumbai (Kurixalus chaseni) adalah sejenis katak anggota suku Rhacophoridae. Katak ini menyebar di Semenanjung Malaya hingga wilayah yang berbatasan di Thailand; Pulau Sumatra, serta Borneo. Dalam bahasa Inggris katak ini dikenal sebagai Frilled Tree Frog, atau Malay Frilled Treefrog.[2] Sebelumnya, katak ini dianggap menyebar luas mulai dari India hingga Filipina di bawah nama Rhacophorus appendiculatus (sensu lato). Beberapa banyak kajian genetika kemudian meletakkan katak ini ke dalam marga Kurixalus,[3] serta memulihkan nama chaseni baginya.[4] Sedangkan nama appendiculatus kini diyakini hanya berlaku bagi populasi di Filipina, sementara populasi-populasi lainnya di Daratan Asia kemungkinan merupakan taksa yang belum diberi nama.[5] PengenalanKatak pohon yang bertubuh kecil. Panjang tubuh (SVL, snout-vent length) jantan dewasa 30–37 mm, betina dewasa 42–50 mm. Kepala menyegitiga, dengan moncong yang hampir mengerucut. Di ujung moncong hewan betina terdapat tonjolan kulit serupa kerucut.[6] Jari-jari kaki berselaput renang hingga tiga-perempatnya; dua jari terluar pada tangan (kaki depan) juga berselaput sebagian, akan tetapi yang lainnya tidak. Kulit di bagian punggung dengan tonjolan-tonjolan tidak beraturan; sisi luar lengan dan kaki dengan sibir kulit sempit yang bergelombang, tampak seperti renda kasar. Suatu lipatan kulit sempit melintang di bawah perut. Sisi dorsal (punggung) abu-abu kehijauan hingga cokelat, dengan variasi warna yang lebih gelap; sisi ventral (perut) keputih-putihan, terkadang dengan seulas warna kuning samar di tepinya.[6] EkologiDi musim kawin, katak-katak jantan berbunyi bersahutan dalam kelompok besar di sekitar rawa atau cekungan berair. Katak-katak ini bertengger di dedaunan atau rerantingan pohon yang rendah atau semak belukar, 1–3 m di atas tanah. Berudunya kelak akan menghabiskan sebagian besar waktunya di genangan air tersebut.[6] Katak pohon ini terutama ditemukan di hutan primer dan sekunder tua di dataran rendah.[6] Juga di hutan rawa dan hutan rawa gambut, hutan semak, hutan riparian, paya serta paya musiman air tawar. Kelestarian katak ini terutama terancam oleh hilangnya habitat berupa hutan dataran rendah.[7] Catatan kaki
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Kurixalus chaseni.
|