Kata terucap merujuk kepada seni pertunjukkanoral puitis yang umumnya didasari oleh puisi dan kualitas estetika penampil. Kata terucap adalah lanjutan tradisi astistik oral kuno pada abad ke-20, yang berfokus pada estetika pembacaan dan permainan kata, seperti intonasi langsung dan infleksi suara penampil. Istilah ini merupakan istilah serbaguna ("catch-all") yang mencakup semua jenis puisi yang dibaca dengan lantang, termasuk pembacaan puisi, poetry slam, Puisi jaz, pianolog, pembacaan musikal, dan musik hip hop, dan dapat mencakup komedi sketsa dan monologprosa.[1] Tidak seperti puisi tertulis, kualitas dari kata terucap berasal dari fonestetika (estetika suara) dari penampil.