Kata kerja mental
Verba mental atau kata kerja mental adalah jenis verba (kata kerja) yang menerangkan suatu respons atau reaksi terhadap suatu kejadian atau aktivitas. Jenis kata kerja ini biasanya disebut sebagai kata kerja tingkah laku karena menggambarkan perilaku atau tindakan seseorang. Contoh kata kerja mental sendiri biasa digunakan oleh orang-orang dalam percakapan sehari-hari. Selain itu, kata kerja mental juga banyak ditemukan di berbagai macam teks, seperti teks eksposisi, dan lain-lain. PengertianMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kerja atau verba adalah jenis kata yang memiliki fungsi untuk menggambarkan proses, perbuatan atau keadaan, sedangkan mental memiliki berarti bersangkutan dengan batin dan watak manusia. Jadi, dari kedua pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pengertian kata kerja mental merupakan jenis kata kerja yang menerangkan suatu tindakan yang berkaitan dengan batin manusia sebagai respons terhadap suatu tindakan atau kejadian. Menurut Fitri Itut Rahayu dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk Kelas XI SMK menyebutkan bahwa kata pengertian kata kerja mental adalah kata kerja yang menggambarkan persepsi, afeksi, serta kognisi seseorang. Suatu kalimat yang menggunakan kata kerja mental biasanya terdiri atas pengindera dan suatu kejadian. Contohnya, ayah (pengindera) terkejut melihat (kata kerja mental) banjir di depan rumah (fenomena). Secara umum, kata kerja mental adalah jenis kata kerja yang digunakan untuk menjabarkan reaksi, respons, atau sikap seseorang terhadap suatu tindakan atau aktivitas. Jenis verba ini dikenal juga dengan sebutan kata kerja behavioral atau verba tingkah laku karena menggambarkan perilaku seseorang terhadap suatu kejadian atau fenomena yang dialami. Dalam konfigurasi sebuah kalimat, kata kerja mental sebagai predikat tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan kata kerja mental dalam kalimat sangat bergantung kepada subjek dan kejadian atau fenomena yang dijabarkan. Ciri-ciriBerdasarkan penjelasan di atas, kata kerja mental mempunyai sejumlah karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan verba ini dengan jenis verba lainnya. Ciri-ciri kata kerja mental adalah sebagai berikut. Menerangkan Persepsi, Afeksi, dan Kognisi ManusiaCiri utama dari verba mental adalah menjelaskan atau menggambarkan tindakan yang berkaitan dengan persepsi, afeksi, serta kognisi yang dimiliki oleh seseorang. Tidak Dapat Berdiri SendiriKata kerja mental adalah kata yang menggambarkan suatu perilaku atau tindakan seseorang. Oleh sebab itu, kata kerja ini tidak bisa berdiri sendiri karena harus memiliki subjek serta objek dan predikat sebagai suatu kejadian. Dipicu oleh Subjek dan ObjekCiri kata kerja mental lainnya adalah harus diiringi oleh suatu subjek serta objek yang memicu lahirnya sebuah tindakan respons. Objek yang dimaksud dapat berupa orang lain atau fenomena tertentu yang menjadi pemicu. BentukBerdasarkan data yang tersedia, bentuk kata kerja mental terdiri dari dua jenis, yaitu kata kerja dasar (monomorfemis) dan kata kerja turunan (polimorfemis). Berdasarkan perilaku sintaktisnya, kata kerja mental terbagi menjadi dua perilaku, yaitu perilaku dalam tataran frasa dan perilaku dalam tataran kalimat. Berdasarkan makna semantisnya, kata kerja mental terbagi menjadi tiga makna, yaitu kata kerja mental bermakna keadaan, kata kerja mental bermakna proses, dan kata kerja mental bermakna sikap. Contoh 1: Kita butuh SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia. Contoh di atas memperlihatkan tiga konstituen, yaitu kita, butuh, dan SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia. Berdasarkan bentuknya, kata butuh merupakan kata kerja yang berbentuk monomorfemis. Kata butuh, tanpa melalui proses morfologis telah mampu menduduki salah satu fungsi sintaksis, yaitu predikat. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata butuh dalam contoh 1 dapat berdiri sendiri menempati fungsi predikat. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata butuh dalam contoh 1 termasuk verba transitif berobjek. Disebut transitif karena kata butuh yang berfungsi sebagai predikat membutuhkan kehadiran objek berupa frasa “SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia”. Jadi, kata butuh termasuk verba transitif berobjek. Kata butuh merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata butuh merupakan kata kerja yang mengandung makna keadaan ‘perlu’. Makna kata butuh dalam contoh 1 merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan emosi atau perasaan memerlukan SDM yang unggul, toleran, dan berakhlak mulia. Contoh 2: Kita sudah mulai dengan program B20, akan masuk ke B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel. Contoh 2 terdiri atas lima konstituen, yaitu kita, sudah mulai, dengan program B20, akan masuk, dan ke B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel. Dalam contoh 2 terdapat dua kata kerja mental, yaitu mulai dan masuk. Berdasarkan bentuknya, kata mulai dan masuk merupakan kata kerja yang berbentuk monomorfemis. Kata mulai dan masuk, tanpa melalui proses morfologis telah mampu menduduki salah satu fungsi sintaksis, yaitu predikat. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata mulai dan masuk dalam contoh 2 berfungsi sebagai predikat masing-masing berdampingan dengan kata sudah dan akan yang keduanya berkategori adverbia. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata mulai dan masuk dalam contoh 2 termasuk verba taktransitif tak berpelengkap. Disebut taktransitif karena kata mulai dan masuk tidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat dalam contoh 2 juga tidak memiliki pelengkap. Jadi, kata mulai dan masuk termasuk verba taktransitif tak berpelengkap. Kata mulai dan masuk merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata mulai merupakan kata kerja yang mengandung makna sikap ‘mengawali berbuat’. Makna kata mulai dalam contoh 2 merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan untuk mengawali suatu perbuatan. Perbuatan yang dimaksud ialah lompatan kemajuan dengan adanya program B20 dan masuk ke B30. Makna kata masuk dalam contoh 2 merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan untuk datang ke B30. Contoh 3: Data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita, kini data lebih berharga dari minyak. Contoh 3 terdiri atas 7 konstituen, yaitu data, adalah, jenis kekayaan baru bangsa kita, kini, data, lebih berharga, dan dari minyak. Kata kerja mental yang terdapat dalam contoh 3 ialah kata berharga. Verba berharga termasuk dalam verba polimorfemis berprefiks ber-. Berharga dalam contoh 3 mempunyai bentuk dasar harga yang mendapat prefiks ber-. Bentuk dasar harga termasuk dalam kelas kata nomina, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan prefiks ber-. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata berharga dalam contoh 3 berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata lebih yang berkategori adverbia. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata berharga dalam contoh 3 termasuk verba taktransitif takberpelengkap. Disebut taktransitif karena kata berharga tidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat dalam contoh 3 juga tidak memiliki pelengkap. Jadi, kata berharga termasuk verba taktransitif takberpelengkap. Kata berharga merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata berharga merupakan kata kerja yang mengandung makna keadaan ‘memiliki harga tinggi’. Makna kata berharga dalam contoh 3 merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan emosi atau perasaan memiliki harga tinggi. Sesuatu yang memiliki harga tinggi ialah data. Data disebut sebagai jenis kekayaan baru yang memiliki harga lebih tinggi daripada minyak. Contoh 4: Kita patut bersyukur, di tengah berbagai tantangan dan terpaan badai sejarah, Indonesia sebagai rumah besar kita bersama tetap berdiri kokoh. Contoh 4 terdiri atas 5 konstituen, yaitu kita; patut bersyukur, di tengah berbagai tantangan dan terpaan badai sejarah, Indonesia sebagai rumah besar kita bersama, dan tetap berdiri kokoh. Kata kerja mental yang terdapat dalam contoh 4 ialah kata bersyukur. Verba bersyukur termasuk dalam verba polimorfemis berprefiks ber-. Bersyukur dalam contoh 4 mempunyai bentuk dasar syukur yang mendapat prefiks ber-. Bentuk dasar syukur termasuk dalam kelas kata nomina, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan prefiks ber-. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata bersyukur dalam contoh 4 berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata patut yang berkategori adjektiva. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata bersyukur dalam contoh 4 termasuk verba tak transitif tak berpelengkap. Disebut taktransitif karena kata bersyukur tidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat dalam contoh 4 juga tidak memiliki pelengkap. Jadi, kata bersyukur termasuk verba tak transitif tak berpelengkap. ContohSetelah memahami pengertian serta ciri-ciri kata kerja mental, kenali berbagai contohnya. Bagi kalian yang masih bingung terkait contoh dari jenis verba ini, simak kumpulan contoh kata kerja mental beserta artinya di bawah ini. PersepsiKata kerja persepsi adalah jenis kata kerja mental mental yang bertujuan untuk menggambarkan persepsi manusia, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya. Berikut contoh kata kerjanya:
Contoh kalimat: “Galih melihat Ratna menunggu angkutan umum di belakang sekolah dengan wajah muram”. Dalam kalimat ini, ‘Galih’ berperan sebagai subjek, dengan kata kerja mental ‘melihat’ sebagai predikat. Frasa ‘Ratna menunggu angkutan umum…’ adalah pemicu kata kerja mental yang dilakukan oleh Galih. “Oki merasakan udara dingin menyelimutinya saat dia menyusuri lorong gelap itu”. Frasa ‘udara dingin menyelimutinya…’ adalah pemicu untuk predikat kata kerja mental ‘merasakan’ yang dilakukan oleh subjek ‘Oki’. AfeksiAfeksi adalah jenis kata kerja mental yang menggambarkan atau menerangkan perasaan dan emosi seseorang. Berikut contoh kata kerjanya:
Contoh kalimat: “Citra khawatir Aji tidak bisa menyelesaikan misinya kali ini”. Predikat ‘khawatir’ pada kalimat di atas adalah ragam kata kerja afeksi yang menerangkan perasaan subjek ‘Citra’ terhadap frasa “Aji tidak bisa …” kejadian atau fenomena pemicu kata kerja mental tersebut. “Kanaya menyesal tidak dapat berada di sisi ayahnya di saat-saat terakhir hidupnya”. Frasa ‘tidak dapat berada di sisi ayahnya …’ adalah pemicu untuk predikat kata kerja afektif ‘menyesal’ sebagai emosi yang dirasakan oleh subjek ‘Kanaya’. KognisiKata kerja kognisi merupakan jenis kata kerja yang menggambarkan proses seseorang memperoleh suatu informasi atau pengetahuan. Berikut contoh katanya:
Contoh kalimat: “Ayah berpikir untuk mendaftarkan mobil keluarga kami mengikuti program asuransi kendaaraan bermotor”. Predikat ‘berpikir’ adalah kata kerja mental yang menerangkan kegiatan kognitif subjek ‘Ayah’ sebagai respons atas kegiatan dalam frasa “mendaftarkan mobil keluarga…” “Arumi memahami keputusan Malik yang tidak mengijinkannya bekerja selama mengandung adalah buah dari kekhawatiran Malik atas keselamatannya”. Dalam kalimat tersebut, frasa “keputusan Malik…” memicu subjek ‘Arumi’ bereaksi dengan predikat kata kerja mental ‘memahami’. Contoh PenggunaanBerikut kumpulan contoh penggunaan kata kerja mental yang terdapat dalan suatu kalimat:
|