Kartlis Deda[1] (bahasa Georgia: ქართლის დედა; Ibu Kartli atau Ibu Georgia) adalah sebuah monumen setinggi 65 kaki yang ada di Kota Tbilisi, Georgia.[2] Kadang-kadang, patung ini disebut secara informal sebagai penjaga Tbilisi.[3] Kartlis Deda terletak di Tbilisi Lama, salah satu bagian dari ibu kota Georgia yang juga merupakan lokasi dari Benteng Narikala, rumah-rumah di perbukitan Mtatsminda, dan banyak gereja.[4]
Latar Belakang dan Sejarah
Patung ini didesain oleh Elguja Amashukeli, salah seorang pematung asli Tbilisi, sebagai sosok perempuan dewasa yang mengenakan pakaian tradisional Georgia. Amashukeli membuat patung ini dari kayu yang ditubuhkan di puncak Bukit Sololaki pada tahun 1958, bertepatan dengan ulang tahun Kota Tbilisi yang ke-1500.[5] Pada 1963 dalam rangka mengurangi kerusakan akibat perubahan lingkungan, Kartlis Deda dilapisi aluminium. Patung kayu berlapis aluminium tersebut bertahan hingga 1997 ketika pemerintah memilih untuk menggantikannya dengan patung yang sama sekali baru.[6]
Simbolisme
Kartlis Deda adalah sosok personifikasi Georgia dan melambangkan karakter dan watak khas negara itu dengan baik, terutama perempuan Georgia.[7][8] Masyarakat Georgia sendiri merupakan masyarakat yang patriarki dan menganggap bahwa sifat maskulin atau gentleman sebagai hal yang positif. Patung yang sudah lebih dari setengah abad menghiasi pemandangan Tbilisi ini secara fisik dianggap tidak cantik dan maskulin, dalam bahasa Georgia disebut Tamada, tapi tetap dicintai.[7]
Kartlis Deda sebagai sosok maskulin terlihat dari objek yang ada di tangannya, yang merupakan objek yang melambangkan maskulinitas, wine dan pedang.[7] Semangkuk wine di tangan kanannya serta pedang di tangan kirinya masing-masing menyimbolkan keramahtamahan Georgia dan rasa cinta orang Georgia atas kebebasan dan kemerdekaan. Wine ditujukan bagi tamu dan mereka yang datang sebagai teman, sementara pedang ditujukan bagi mereka yang datang untuk mencari permusuhan dan menginvasi.[2][9] Disebutkan pula bahwa wine dan pedang yang dipegang oleh Ibu Georgia merupakan ekspresi sejarah dari Tbilisi dan Georgia itu sendiri yang tak lepas dari peperangan dengan musuh, tapi tetap menerima para tamu yang bersahabat.[6]
Signifikansi
CityAM.com menyebutkan bahwa salah satu simbol yang paling merepresentasikan dan mengandung aspek psikologi dan pikiran bangsa Georgia adalah Kartli Deda.[10] Mangkuk wine dan pedang di kedua tangannya menyimbolkan kemauan rakyat Georgia untuk melawan dan bertarung demi kebebasan seraya tetap hangat dan terbuka terhadap teman. Semangat semacam ini membuat Georgia sebagai salah satu pelopor vitikultur dan negara Kristen tertua di dunia berhasil mempertahankan identitasnya meskipun melalui pelbagai penaklukan, baik oleh Persia, Turki Usmani, maupun Rusia.[10] Kini patung ini dianggap sebagai simbol tidak resmi Kota Tbilisi.[11]
Galeri
Kartlis Deda dalam siluet, dilihat dari kejauhan.
Kartlis Deda dapat dicapai dengan menaiki kereta gantung.
^Dikatakan bahwa nama aslinya adalah Kartvlis Deda, yang berarti"Ibu Georgia", tapi nama "asli" tersebut tidak pernah dipakai secara luas. Lihat: Georgian Soviet Encyclopedia, Volume 1, hlm. 350, Tbilisi, 1975