Karina's Zelfopoffering, juga dikenal dengan judul Pengorbanan Karina, adalah film Hindia Belanda tahun 1932. Film ini disutradarai Ph. Carli dan dibintangi Annie Krohn.
Alur
Raden Ajeng Karina adalah perempuan keturunan campuran yang lahir dari ibu Belanda – yang sudah pulang ke Belanda – dan ayah Jawa. Ia tinggal di kratonYogyakarta dan harus mengintegrasikan dirinya dengan masyarakat Jawa. Dalam perjalanannya, ia mengenakan pakaian tradisional seperti kebaya. Ia kemudian terlibat dalam cinta segitiga dengan seorang perwakilan asing yang ditempatkan di kota itu bersama istrinya.[1]
Produksi
Karina's Zelfopoffering disutradarai Ph. Carli, seorang pembuat film dokumenter terlatih dan telah memproduseri film perdananya, De Stem des Bloeds, dua tahun sebelumnya. Film ini dibintangi istri Carli, Annie Krohn.[1] Produksinya ditangani perusahaan milik Carli yang berpusat di Bandung, Kinowerk Carli.[1]
Salah satu posternya menyebut film ini "pertunjukan tari paling brilian dan terkaya yang pernah ada dalam sebuah film Hindia Belanda".[a][2] Poster itu juga menyebutkan pemeran-pemerannya, termasuk Jean de la Motte, W. Batten, Lucy Kay, Erna Zwartjes, dan Pola du Moulin.[2] Sementara itu, sebuah pengumuman di harian De Soematra Post di Medan menyebutkan semua aktor selain Krohn adalah orang pribumi.[3]
Rilis dan tanggapan
Karina's Zelfopoffering dirilis pada tahun 1932[4] dan tayang perdana di Elita Theatre, Bandung.[1] Film ini tayang di Medan tanggal 30 Januari 1933.[3] Film ini gagal di pasaran.[4] Akan tetapi, sejumlah kritikus menyambut positif film ini. Surat kabar Java Bode memuji penampilan Krohn dan mengaku dirinya luar biasa, meski semua aktor film ini juga memerankan tokohnya masing-masing dengan baik. Menurut Brian, ulasan-ulasan positif ini mungkin bertujuan mendapat penghasilan dari iklan. Ia sempat melihat satu ulasan positif dicetak ulang dalam bentuk iklan dua halaman.[1]
Karina's Zelfopoffering menjadi film terakhir Carli di Hindia Belanda. Selepas pembuatannya, ia segera pindah ke Belanda.[1]
Film ini bisa jadi tergolong film hilang. Antropolog visual Amerika Serikat Karl G. Heider menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.[5] Akan tetapi, Katalog Film Indonesia yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di Sinematek Indonesia dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di Dinas Informasi Pemerintah Belanda.[6]
Catatan kaki
^Teks asli: ... schitterende dansen en de rijkste enscenering, die men ooit in een indische film gezien heeft"
"Filmnieuws: Karina's Zelfopoffering". De Sumatra Post (dalam bahasa Dutch). Medan: J. Hallermann. 27 January 1933. hlm. 3. Diakses tanggal 28 January 2013.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) [pranala nonaktif permanen]
Said, Salim (1982). Profil Dunia Film Indonesia (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Grafiti Pers. OCLC9507803.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)