Ulupaha atau Kapitan Ulupaha adalah seorang pahlawan asal Maluku yang telah berjuang bersama Kapitan Pattimura tahun 1814.
Perjuangan
Kapitan Ulupaha adalah "Raja" negeri Seit, sama seperti pendahulunya Kapitan Telukabessy beliau juga berasal dari Jazirah Hitu Pulau Ambon.
Kapitan Ulupaha terhitung sudah sangat tua ketika memimpin peperangan melawan Hindia Belanda, yaitu di usia 80 tahun.
Walau naik turun perbukitan memimpin gerliya dengan cara ditandu, namun semangat serta pengaruhnya yang besar membuat beliau selalu ikut dalam setiap pertempuran.
Walau Ulupaha tidak pernah bertemu langsung dengan Pattimura, beliau diaangkat sebagai Kapitan Perang untuk wilayah Hitu.
Kapitan Ulupaha berasal dari Negeri (Desa) Seith di Jasirah Hitu Pulau Ambon. Ia adalah pembantu dari Thomas Matulessy alias Kapitan Pattimura pemimpin perang Pattimura melawan Belanda tahun 1817. Kapitan yang sudah berumur lanjut ini (80 tahun) ditugaskan Pattimura untuk mempertahankan Front Hitu di Pulau Ambon dan menjadi pemimpin pasukan. Rakyat Jasirah Hitu mengangkat senjata setelah mendengar jatuhnya Benteng Duurstede di Pulau Saparua.
Pada permulaan peperangan, pasukan Ulupaha telah mengancam dan menyerang benteng Amsterdam di Negeri Hila dan pos-pos penjagaan Belanda di Larike, Liang dan Waai. Pada waktu peperangan sedang berkobar di kepulauan Lease melawan Belanda pada tanggal 15 Oktober 1817, Ulupaha menggerakkan pasukan menyerang benteng Belanda di Negeri Larike. Namun gagal diduduki, oleh karena Belanda mengerahkan pasukannya yang besar dari laut dan darat yang dipimpin Mayor Meyer. Serangan Belanda kemudian ditujukan ke pusat pertahanan Ulupaha di Seith dan Negeri-Negeri di sekitarnya. Ulupaha dan pasukannya berjuang mempertahankan Negeri-Negeri di Jasirah Utara Hitu dengan bantuan pasukan Alifuru dari Seram.
Pada tanggal 16 oktober 1817, Laksamana Buyskes sebagai Panglima tertinggi Belanda yang datang sendiri ke Maluku memerintahkan serangan umum ke Hitu menyebabkan terjadilah pertempuran yang seru antara kedua belah pihak. Pasukan Ulupaha akhirnya terdesak dan bergerilya di hutan-hutan. Ulupaha lalu menyingkir ke Seram Barat dan menggabungkan diri dengan pasukan dari Negeri Luhu menyerang benteng Belanda di Luhu. Benteng tersebut akhirnya jatuh ke tangan pasukan Ulupaha.
Kematian
Belanda kembali menyerang Seram Barat dan menduduki benteng Luhu. Kemudian ekspedisi khusus diadakan untuk menangkap Ulupaha. Pada bulan Januari 1818 pahlawan tua ini digotong dengan tandu memasuki benteng Victoria, tanggal 19 Pebruari 1818, sidang kilat Pengadilan Ambon menjatuhkan hukuman mati dan pada tanggal 20 Pebruari 1818 pahlawan tua ini dieksekusi di lapangan yang berada di depan benteng Victoria.
Kapitan Ulupaha ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati di Kota Ambon ketika beliau sedang sakit, Beliau ditembak dan tubuhnya dicincang pedang.
Referensi
{{Biografi-stub]]