Kapal tempur kelas Nagato

Kapal tempur kelas Nagato
Kapal tempur Jepang Nagato pada 30 September 1920
Tentang kelas
Nama:Kelas Nagato
Operator: Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
Didahului oleh:Kapal tempur kelas-Ise
Digantikan oleh:Kapal tempur kelas-Tosa
Dibangun:1917–1921
Beroperasi:1920–1945
Selesai:2
Hilang:1
Ciri-ciri umum
Jenis Kapal tempur Dreadnought
Berat benaman 32.720 t (32.200 ton panjang) (standard)
Panjang 2.158 m (7.080 ft 1 in) (keseluruhan)
Lebar 2.902 m (9.521 ft 0 in)
Sarat air 908 m (2.979 ft 0 in)
Tenaga
  • 80.000 shp (60.000 kW)
  • 21 buah pendidih tuba air
Pendorong
  • 4 poros
  • 4 turbin uap bergir
  • Kecepatan 26 knot (48 km/h; 30 mph)
    Jangkauan 5.500 nmi (10.200 km; 6.300 mi) pada 16 knot (30 km/h; 18 mph)
    Awak kapal 1.333 orang
    Senjata
    • 4 buah meriam ganda 41 cm
    • 20 buah meriam tunggal 14 cm
    • 4 buah meriam anti-udara tunggal 76 mm
    • 8 buah tuba torpedo 533 mm (21,0 in)
    Pelindung
  • Waterline belt: 305–100 mm (12–4 in)
  • Deck: 144 mm (5,7 in)
  • Gun turret: 305–190 mm (12,0–7,5 in)
  • Barbette: 305 mm (12 in)
  • Conning tower: 369 mm (14,5 in)
  • Kapal tempur kelas Nagato (長門型戦艦, Nagato-gata senkan) adalah kapal tempur jenis dreadnought pertama yang dibuat seluruhnya di Jepang. Kapal tempur kelas ini juga merupakan kapal tempur pertama di dunia yang menggunakan meriam ukuran 16 inci, dan juga pada waktu diluncurkan, adalah kapal tempur utama paling hebat di dunia. Akibat dari pembatasan dalam Washington Naval Treaty, maka kelas Nagato lalu menjadi kelas kapal tempur terakhir yang dimiliki oleh Jepang sebelum akhirnya Jepang membuat kelas Yamato pada akhir 1930-an. Ada dua kapal dalam kelas ini, yaitu Nagato dan Mutsu. Nagato pernah menjadi kapal bendera Laksamana Isoroku Yamamoto ketika menyerang Pearl Harbour. Nagato menjadi satu-satunya kapal tempur Jepang yang selamat dari kehancuran dalam Perang Dunia II sebelum akhirnya menemui ajalnya dalam tes bom atom pada 1946. Sementara itu, saudarinya, Mutsu, telah terlebih dahulu karam pada 1943 akibat terjadi ledakan yang diklaim sebagai aksi sabotase.

    Referensi